Reporter: Hasbi Maulana | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - SAN FRANCISCO, AS. Selasa (21/11) sebuah pengakuan mengejutkan datang dari perusahaan transportasi online Uber.
Dara Khosrowshahi, CEO Uber yang baru menduduki kursinya sejak Agustus 2017, mengaku blak-blakan bahwa perusahaan yang dia pimpin pernah kebobolan peretas (hackers), setahun lalu.
Sebagai CEO, Khosrowshahi merasa Uber harus jujur dan transparan saat memperbaiki kesalahan masa lalu.
"Baru-baru ini saya mengetahui bahwa pada akhir 2016 kami menyadari bahwa dua orang di luar perusahaan telah mengakses data pengguna yang tersimpan pada layanan berbasis awan pihak ketiga yang kami gunakan," tulis dia di blog perusahaan Uber.
"Insiden tersebut tidak merusak sistem atau infrastruktur perusahaan kami," imbuhnya.
Menurut pakar forensik eksternal, Khosrowshahi melanjutkan, belum tampak indikasi bahwa riwayat lokasi perjalanan, nomor kartu kredit, nomor rekening bank, nomor Jaminan Sosial atau tanggal lahir telah diunduh.
Meski demikian, peretas tersebut bisa saja telah mengunduh beberapa file yang berisi sejumlah informasi penting lain, termasuk nama dan nomor SIM sekitar 600.000 pengemudi Uber di Amerika Serikat.
Selain itu, informasi pribadi dari sekitar 57 juta pengguna Uber di seluruh dunia, termasuk nama, alamat email, dan nomor ponsel juga ada dalam file tersebut.
Khosrowshahi mengakui bahwa dengan mengunduh dua file itu, peretas bisa mempelajari banyak hal.
"Anda mungkin bertanya mengapa kami baru membicarakan hal ini sekarang, setahun kemudian?" tanya dia, retoris.
"Saya pun memiliki pertanyaan yang sama," sambung Khosrowshahi menjawab sendiri pertanyaan yang dia lontarkan.
Begitu mengetahui kejadian ini dia segera meminta penyelidikan menyeluruh atas apa yang terjadi dan bagaimana Uber menanganinya.
Efektif Selasa kemarin, Uber telah memberhentikan dua orang yang memimpin respon terhadap kejadian ini.
Pada saat kejadian, Khosrowshahi menjelaskan, Uber telah mengambil langkah untuk mengamankan data dan menutup akses yang tidak sah oleh individu.
Selain itu Uber telah memperoleh jaminan dari si peretas bahwa data yang mereka unduh telah dihancurkan.
Nah, terkait jaminan penghancuran data yang sudah diunduh ini, Reuters memberitakan bahwa Uber Technologies Inc telah membayar para hackers sebesar $100,000 (Rp 1,35 milliar).