Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada Senin(16/9/2024), pimpinan NATO yang bakal segera lengser Jens Stoltenberg mengatakan, ia menyambut baik pembicaraan tentang penggunaan rudal jarak jauh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.
Akan tetapi, lanjutnya, keputusan apa pun tentang masalah tersebut harus dibuat oleh sekutu secara individu.
Reuters melaporkan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah memohon kepada sekutu selama berbulan-bulan untuk membiarkan Ukraina menembakkan rudal Barat termasuk ATACMS jarak jauh AS dan Storm Shadows Inggris jauh ke Rusia untuk membatasi kemampuan Moskow dalam melancarkan serangan.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden AS Joe Biden mengadakan pembicaraan di Washington pada hari Jumat tentang apakah akan mengizinkan Kyiv menggunakan rudal jarak jauh terhadap target di Rusia.
Hingga saat ini, belum ada keputusan yang diumumkan.
Baca Juga: Rusia Ancam Perang dengan Barat Jika Ukraina Dapat Persetujuan Rudal Jarak Jauh
"Saya menyambut baik perkembangan dan keputusan ini tetapi keputusan akhir ada di tangan sekutu secara individu," kata Stoltenberg kepada radio LBC. "Sekutu memiliki kebijakan yang berbeda tentang hal ini."
Beberapa pejabat AS sangat skeptis bahwa mengizinkan penggunaan rudal semacam itu akan membuat perbedaan signifikan dalam pertempuran Kyiv melawan Rusia.
Presiden Vladimir Putin mengatakan Barat akan langsung melawan Rusia jika mengizinkan Ukraina menyerang dengan rudal jarak jauh buatan Barat.
Ketika ditanya tentang kemungkinan pembalasan Rusia, Stoltenberg mengatakan tidak ada pilihan bebas risiko dalam perang.
Baca Juga: Rusia Terima Rudal dari Iran, AS Menambah Sanksi Baru
"Tetapi saya tetap percaya bahwa risiko terbesar bagi kita, bagi Inggris, bagi NATO, adalah jika Presiden Putin menang di Ukraina," tambahnya.