kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Rusia Ancam Ukraina dan Barat Saat Keputusan Serangan Jarak Jauh Kian Dekat


Sabtu, 14 September 2024 / 19:18 WIB
Rusia Ancam Ukraina dan Barat Saat Keputusan Serangan Jarak Jauh Kian Dekat
ILUSTRASI. Sebuah ledakan setelah serangan rudal Rusia terlihat di langit di atas kota selama serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di Kyiv, Ukraina 2 September 2024.


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  MOSKOW. Pejabat Rusia kembali melontarkan ancaman terhadap Barat dan Ukraina seiring dengan semakin dekatnya keputusan para pemimpin Barat mengenai izin penggunaan senjata jarak jauh oleh Ukraina untuk menyerang wilayah Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, pada Jumat malam menyatakan bahwa rencananya untuk memenangkan perang bergantung pada keputusan Washington, mengacu pada permintaan Kyiv untuk melakukan serangan jarak jauh yang telah lama diajukan kepada NATO.

Andriy Yermak, kepala kantor Zelenskiy, melalui aplikasi perpesanan Telegram pada Sabtu mengatakan, “Diperlukan keputusan yang tegas. Teror dapat dihentikan dengan menghancurkan fasilitas militer asal serangan tersebut.”

Baca Juga: Rusia Usir 6 Diplomat Inggris atas Tuduhan Mata-mata dan Sabotase

Kyiv berpendapat bahwa serangan semacam itu penting untuk membatasi kemampuan Rusia menyerang Ukraina. Namun, hingga kini sekutu Barat masih enggan mengizinkan serangan tersebut, khawatir akan memicu eskalasi lebih lanjut dari Rusia dan meragukan efektivitasnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, menduga keputusan tersebut telah diambil dan dikomunikasikan ke Kyiv. Ia memperingatkan bahwa Rusia siap merespons.

"Keputusan telah dibuat. Kyiv telah diberikan kebebasan penuh, jadi kami siap untuk segala kemungkinan," kata Ryabkov, dikutip oleh kantor berita RIA. "Kami akan bereaksi dengan cara yang tidak menyenangkan."

Ancaman Nuklir

Dmitry Medvedev, mantan presiden Rusia yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, menuduh Barat sedang menguji batas kesabaran Moskow. Ia memperingatkan bahwa jika serangan Ukraina ke wilayah Rusia terus berlanjut, Moskow bisa menggunakan senjata nuklir.

Baca Juga: Balas Sanksi Barat, Vladimir Putin Ancam Pembatasan Ekspor Uranium Rusia

Medvedev mengklaim bahwa serangan Ukraina ke wilayah Kursk telah memberikan Moskow alasan resmi untuk menggunakan persenjataan nuklirnya atau senjata non-nuklir yang mematikan untuk serangan besar-besaran. 

"Dan itu akan menjadi akhir. Tidak ada lagi 'ibu kota Rusia'," tulisnya di Telegram, merujuk pada ancaman terhadap Kyiv.

Sementara itu, Yermak menanggapi ancaman tersebut dengan menyatakan bahwa sikap keras Putin hanya menunjukkan ketakutannya bahwa teror akan segera berakhir.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×