Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - SoftBank Group akan memangkas hampir 20% karyawan di unit Vision Fund secara global. Langkah ini dilakukan untuk mengalihkan sumber daya ke investasi kecerdasan buatan (AI) skala besar yang tengah digarap pendirinya, Masayoshi Son, di Amerika Serikat.
Menurut memo internal dan sumber Reuters, pemangkasan ini menjadi gelombang ketiga sejak 2022. Saat ini Vision Fund tercatat memiliki 44,000 karyawan di seluruh dunia.
Berbeda dengan dua putaran sebelumnya yang dilakukan saat perusahaan menanggung kerugian besar, pemangkasan kali ini justru terjadi setelah Vision Fund membukukan kinerja kuartalan terbaik sejak Juni 2021.
Hasil itu didorong oleh kenaikan saham publik seperti Nvidia dan perusahaan e-commerce Korea Selatan, Coupang.
Baca Juga: Living Lab Ventures (LLV) Fokus Investasi Dua Sektor Ini pada 2025
Perubahan strategi ini menandai pergeseran dari investasi portofolio startup yang luas ke arah fokus lebih besar pada proyek ambisius AI.
Sisa tim akan diarahkan untuk mendukung inisiatif Son, termasuk rencana proyek Stargate senilai US$ 500 miliar, yakni pembangunan jaringan pusat data raksasa di AS bersama OpenAI.
Juru bicara Vision Fund mengonfirmasi adanya pemangkasan karyawan tanpa merinci lebih jauh. Dalam pernyataannya, manajemen menyebut langkah ini sebagai bagian dari penyesuaian organisasi agar dapat mengeksekusi strategi jangka panjang, dengan fokus pada investasi besar di AI dan teknologi terobosan.
Strategi baru ini menandai kembalinya Son pada pendekatan klasiknya: taruhan besar dengan risiko tinggi namun potensi imbal hasil tinggi.
Baca Juga: Investasi Saham Dapen BTN Menyusut, Kini Hanya 6,13% dari Total Portofolio
SoftBank kini meninggalkan model investasi modal ventura yang sempat membuat Vision Fund harus mengurangi risiko, menjual aset, dan membangun kembali kredibilitas setelah kerugian miliaran dolar, termasuk dari investasinya di WeWork.
Dalam 12 bulan terakhir, Son telah menggelontorkan US$ 9,7 miliar ke OpenAI melalui Vision Fund 2 yang mengelola aset sekitar US$ 65,8 miliar.
SoftBank juga memperkuat strategi infrastruktur dengan mengandalkan Arm, perusahaan desain chip yang menjadi andalannya. Perusahaan telah mengakuisisi Graphcore dan Ampere Computing, serta mengambil saham di Intel dan Nvidia.
Rangkaian langkah ini bertujuan membangun ekosistem menyeluruh mulai dari chip, pusat data, hingga model AI untuk mendukung adopsi teknologi di masa depan. Namun strategi yang padat modal ini tidak lepas dari risiko, terlihat dari penundaan proyek Stargate di AS maupun proyek serupa di Jepang bersama OpenAI.
Baca Juga: Tips Investasi Sandra Sunanto, Dirut Hartadinata: Bertumpu pada Nilai dan Stabilitas
Meski demikian, SoftBank mengaku memiliki posisi keuangan yang kuat. Direktur Keuangan Yoshimitsu Goto menyebut perusahaan masih menyimpan kas pada level yang “sangat aman” sebesar 4 triliun yen atau sekitar US$27 miliar per akhir Agustus lalu.