Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Sony Jepang memangkas sekitar 900 pekejanya di unit PlayStation dan menutup sebuah studio di London. Ketika industri video game berjuang untuk pulih dari kemerosotan pascapandemi.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini akan mempengaruhi sekitar 8% staf divisi tersebut di wilayah Amerika hingga Asia. Terjadi beberapa hari setelah Sony memangkas ekspektasi penjualan tahunan untuk konsol PlayStation 5-nya.
“Kami telah menyimpulkan bahwa keputusan sulit tidak dapat dihindari,” kata kepala game Sony Jim Ryan Selasa (27/2).
Baca Juga: Bisnis Chip Perkasa, Laba Operasional Sony Group Naik 10% di Kuartal Ketiga
Seraya menyalahkan perubahan dalam cara industri video game mengembangkan, mendistribusikan, dan meluncurkan produk. Ryan sendiri akan pensiun pada bulan Maret mendatang.
PHK ini menyelaraskan Sony dengan perusahaan seperti Microsoft dan Riot Games milik Tencent, yang juga telah memberhentikan ribuan karyawannya dalam beberapa bulan terakhir karena lambatnya pemulihan di pasar game.
Baca Juga: GTA 5 hingga MotoGP 23 jadi Game Gratis PS Plus Desember 2023, ini Daftarnya
Menurut pelacak industri Newzoo, pasar video game global hanya tumbuh 0,6% pada tahun lalu menjadi US$184 miliar. Meskipun angka tersebut lebih baik daripada penurunan lebih dari 5% pada tahun 2022.
PHK ini juga akan berdampak pada studio Sony lainnya, termasuk Insomniac Games yang berbasis di AS yang mengerjakan game seperti "Marvel's Spider-Man 2" dan Naughty Dog, studio di balik "The Last of Us".
Asal tahu, Sony pada awal bulan ini memperkirakan penurunan bertahap dalam penjualan unit PlayStation 5 mulai tahun fiskal berikutnya dan tidak berencana untuk merilis judul waralaba besar apa pun pada tahun fiskal mendatang.
Baca Juga: Harga PS5 Slim Resmi di Indonesia, Dibanderol Mulai Rp 8 Jutaan
Konsol ini telah mencatatkan penjualan seumur hidup lebih dari 50 juta unit sejak diluncurkan pada akhir tahun 2020.
Setelah beberapa tahun awal yang lambat ketika kekurangan pasokan yang disebabkan oleh pandemi, membatasi produksi perangkat hiburan tersebut.