kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sony Pictures diretas habis-habisan!


Rabu, 03 Desember 2014 / 11:41 WIB
Sony Pictures diretas habis-habisan!
ILUSTRASI. 5 Manfaat Antioksidan untuk Kulit, Cegah Penuaan Dini


Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia

NEW YORK. Sony Pitcures Entertainment diretas habis-habisan pekan ini. Peretas mencuri empat film Sony yang belum dirilis dan menyusup ke komputer internal perusahaan. 

Peretas yang menyebut dirinya #GOP atau Guardian of Peace ini menyabotase komputer internal sejak Senin. Menurut Deadline Hollywood, seorang pekerja yang mencoba log in komputer, disambut dengan tampilan layar: Hacked by #GOP.

Menurut LATimes, karyawan Sony Pictures mulai menggunakan lagi bolpen, kertas, juga saluran telepon untuk bekerja saat ini.

Yang terbaru, seorang penulis di website pop culture Fusion.net, Kevin Roose mengaku mendapat tautan ke pusat informasi publik Pastebin. Di dalamnya, terdapat lembar kerja yang berisi file mengenai gaji 6.000 pekerja Sony Pictures, termasuk 17 top eksekutifnya. 

"Data termasuk paket kompensasi pekerja, nama, jabatan, alamat rumah, paket bonus, gaji saat ini," tulis Roose. Tak hanya data personal, file itu juga menampilkan social security numbers para pekerja.

Dari data itu terlihat, gaji CEO Michael Lynton dan co-chairman Amy Pascal masing-masing di atas US$ 3 juta. 

Publikasi data tersebut berlangsung tak lama setelah peretas mempublikasikan empat film Sony yang belum dirilis. Empat film itu Still Alice, film baru dari film musikal Annie, Mr Turner, dan To Write Love on Her Arms. Film yang dipublikasikan cuma-cuma lewat situs berbagi-file itu termasuk Fury, yang masih ditayangkan di bioskop saat ini. 

Entah suatu kebetulan atau bukan, serangan peretas ini datang sebulan sebelum Sony merilis film komedi The Interview. Film ini menceritakan tentang dua jurnalis yang direkrut CIA untuk mengeksekusi pimpinan Korea Korea Utara Kim Jong-un. 

Pemerintah Pyongyang sudah mengajukan surat keberatan pada PBB sejak Juni lalu mengenai film ini. 

Manajemen Sony enggan berkomentar mengenai keterkaitan Korea Utara dan kebenaran mengenai isi file gaji pegawai. Pada Washington Post, perusahaan bilang akan membenahi sistem TI. 

"Pencurian konten Sony Pictures Entertainment merupakan masalah kriminal dan kami bersama penegak hukum sedang menyelidiki hal ini," kaya Jurubicara Sony. Perusahaan bekerjasama dengan FBI dan unit forensik kemanan cyber Mandiant milik FireEyes. 

Yang pasti, film The Interview akan mengundang banyak penasaran jika telah dirilis resmi pada musim liburan Natal nanti.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×