Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Tentakel bisnis jaringan resto cepat saji, Strabucks di Asia bakal kian kuat. Namun, di sisi lain, Starbucks justru mulai mengurangi ekspansi di negeri asalnya, Amerika Serikat (AS).
Langkah agresif Starbucks ditandai dengan rencana melipatgandakan jumlah gerai di China. Seperti diberitakan Forbes, Jumat (28/7), manajemen Starbucks menyatakan akan membeli sisa 50% saham President Starbucks Coffee Shanghai Corp., yang merupakan perusahaan patungan Starbucks dengan mitra lokal di China.
Perusahaan patungan tersebut selama ini menjalankan operasional bisnis di China. Sebanyak 50% saham President Starbucks tersebut, saat ini dimiliki oleh Uni President Enterprise Corp. sebesar 20% dan President Chain Store Corp. (PCSC) sebanyak 30%, seperti ditulis www.taipeitimes.com.
Strabucks berencana menggelontorkan dana senilai US$ 1,33 miliar untuk mengendalikan sepenuhnya President Starbucks.Perusahaan patungan itu, telah berdiri sejak tahun 2000 silam. Dari aksi ini, Uni President Enterprise Corp. dan PCSC akan menerima keuntungan US$ 33,45 miliar.
Rencana tersebut mendapat positif dari investor. Terbukti pasca pengumuman ini, saham PCSC melonjak ke level tertinggi yakni TN$ 290 per saham, sebelum akhirnya terkoreksi ke posisi TN$ 288,59 per saham.
Kevin Johnson, Chief Executive Officer (CEO) Starbucks menyatakan, aksi mengakhiri kerjasama dengan mitra lokal merupakan bentuk kepercayaan tinggi Starbucks, terhadap kepemimpinan lokal perusahaan tersebut di Negeri Tembok Besar itu.
Johnson menambahkan, aksi tersebut ke depan akan menambah solid konsolidasi manajemen Starbucks global. Terlebih, "Kami berkeinginan menambah jumlah gerai tumbuh dari saat ini 2.800 gerai menjadi 5.000 gerai pada tahun 2021 mendatang," tutur Johnson, seperti dikutip Forbes.
Adapun rencana akuisisi 50% saham perusahaan patungan dari mitra lokal, ditargetkan Johnson selesai pada awal tahun 2018 mendatang. Alhasil, pada saat itu, seluruh jaringan gerai dan sistem operasional resto ini bakal dikendalikan suluruhnya oleh Starbucks.
Aksi ini, seperti dilaporkan www.taipeitimes.com., bakal menyebabkan Starbucks menguasai 1.300 gerai di wilayah Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang. Shanghai sendiri menyumbang 600 gerai dan menjadikan wilayah ini sebagai daerah pemilik gerai Starbuck terbanyak di dunia.
Budaya minum kopi di gerai-gerai modern memang tengah mewabah di China. Berdasarkan riset majalah FreshCup, pasar cafe di China sudah sebanyak 60% dikuasai Starbucks.
Pada tahun 2016, China menyumbang 2% dari penjualan kopi dunia. Meski kelihatannya secara angka kecil, tapi permintaan kopi di China tumbuh sangat signifikan. Antara periode 2012 sampai 2016, permintaan kopi naik hingga tiga kali lipat.
Dari kondisi tersebut, manajemen Starbucks melihat potensi pertumbuhan yang sangat luar biasa. "Kami sangat optimistis terhadap pertumbuhan dan pasar kami dalam pertumbuhan jangka panjang," imbuh Johnson.
Sebagai gambaran, dalam dua dekade terakhir, Uni President Group telah mengubah Starbucks menjadi salah satu merek paling top di Taiwan, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang.