Reporter: Dyah Megasari, BBC |
SEOUL. Korea Selatan, walau memiliki sejumlah perusahaan raksasa yang tahan krisis, tetap saja khawatir pada pelambatan ekonomi. Oleh sebab itu, negeri tempat produsen ponsel pintar yakni Samsung ini meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai US$ 5,2 miliar.
Termasuk di dalamnya adalah keringanan pajak pendapatan pribadi, pembelian rumah dan mobil. Ekspor Korea Selatan yang menopang hampir separuh perekonomian negara melambat akibat melemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Paket tersebut menyusul stimulus serupa yang diumumkan pemerintah pada Juni silam senilai US$ 7 miliar.
Terlalu sedikit dan terlambat?
Korea Selatan, ekonomi terbesar keempat Asia menjadi salah satu negara yang paling parah terimbas krisis zona euro. Pelambatan pemulihan krisis Paman Sam juga membuat produk barang Korea Selatan kurang diminati.
Maklum dua wilayah ini mendominasi ekspor negeri ginseng. Bank of Korea memaparkan, selama April hingga Juni, ekspor tersebut sudah melambat dari tahun sebelumnya. Walhasil, rencana investasi perusahaan-perusahaan Korea terhambat.
Belanja modal tercatat turun sebesar 7% pada kuartal kedua, dari tiga bulan sebelumnya. Beberapa analis menilai paket stimulus terbaru ini tidak cukup untuk memacu pertumbuhan. Mereka berharap, paket ini bukan ditujukan untuk memenuhi tuntutan warga menjelang pemilihan presiden akhir tahun ini.
"Semoga stimulus ini bukan hanya politik murni agar pemerintah ingin terlihat melakukan sesuatu," ujar Erik Lueth, ekonom regional Royal Bank of Scotland (RBS).
Ada juga yang menilai, paket ini terlalu terlambat untuk menghalau efek resesi.