Penulis: Arif Budianto
KONTAN.CO.ID - Suhu planet Neptunus fluktuatif, meskipun terpantau masih dingin. Kendati demikian, para ilmuwan kebingungan mengapa demikian.
Neptunus adalah planet urutan ke-8 di Tata Surya yang jaraknya paling jauh dari Matahari. Tidak heran, planet ini memiliki suhu yang dingin, bahkan julukannya adalah raksasa es.
Ngomongin soal dinginnya Neptunus, menurut para ilmuwawn antariksa internasional ternyata suhu di atmosfer tebal planet ini mungkin lebih dingin dari yang diperkirakan sebelumnya.
Melansir dari Popular Science (12/04/2022), citra termal-inframerah yang diambil dari Neptunus selama dua dekade terakhir mengungkapkan kecerahan yang meredup pada tahun 2003. Hal ini menunjukkan bahwa suhu rata-rata planet Neptunus di stratosfer, lapisan di atas atmosfer tempat cuaca berkembang turun sekitar 8 derajat Celcius selamat jangka waktu tersebut.
Hasil tersebut teelah dipublikasikan pada (11/04/2022) melalui Planetary Science Journal.
Menariknya, Neptunus ternyata memiliki empat musim sama seperti di Bumi. Hal ini karena planet tersebut berada pada kemiringan sumbu yang sama dengna planet kita ini.
Baca Juga: Fakta Asteroid Bennu, Umur Benda Langit yang Mendekati Bumi Ini Sekitar 2 Juta Tahun
Karena jaraknya yang jauh dari Matahari, Neptunus membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuat orbit lengkap, sekitar 165 tahun Bumi. Artinya, musim di Neptunus juga jauh lebih lambat, bisa jadi akan mengalami musim dingin selama lebih dari 40 tahun Bumi.
Tim peneliti dari University of Leicester dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA telah mengamati suhu dingin Neptunus antara tahun 2003 dan 2018. Hasilnya, perubahan suhu sangat cepat, mengingat musim Neptunus yang panjang.
"Perubahan ini tidak terduga," kata Michael Roman, seorang peneliti di Universitis dan Leicester sekaligus penulis utama dalam makalah penelitian tersebut.
"Karena kami telah mengamati Neptunus selama musim panas di kutub selatan, kami memperkirakan suhu akan perlahan-lahan menjadi hangat, bukan lebih dingin," tambahnya.
Studi ini merupakan survei terbesar yang dilakukan sejauh ini tentang suhu atmosfer Neptunus yang dapat dikatakan aneh. Tim ilmuwan menggunakan lebih dari 95 pengamatan citra inframerah yang dikumpulkan oleh teleskop di Hawaii dan Chili dari tahun 2003 hingga 2020.
Gambar termal yang lebih terang menunjukkan suhu yang lebih hangat, sebaliknya yang reedup menunjukkan suhu yang semakin dingin.
Dalam penelitian tersebut, hasil yang didapatkan adalah planet Neptunus terlihat semakin gelap seiring berjalannya waktu.
"Data kami mencakup kurang dari setengah musim Neptunus, jadi tidak ada yang mengharapkan untuk melihat perubahan besar dan cepat," ujar Glenn Orton, ilmuwan senior di JPL dan rekan penulis dalam studi tersebut.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, ini mengisyaratkan bahwa suhu dapat berfluktuasi secara drastis. Kutub selatan, misalnya, justru mengalami periode pemanasan di stratosfer sekitar 11 derajat Celcius antara 2018 dan 2020.
Tingkat pemanasan kutub ini belum pernah diamati di Neptunus sebelumnya, tidak heran para ilmuwan bingung melihat hasil tersebut.
Sementara tim belum menentukan penyebab suhu yang fluktuatif ini, Roman menjelaskan satu alasan yang mungkin bahwa "variasi suhu mungkin terkait dengan perubahan musiman termasuk reaksi kimia atmosfer Neptunus, yang apat mengubah seberapa efektif atmosfer mendingin."
"Variabilitas dalam pola cuaca juga dapat memberikan peran tertentu," tambahnya.
Baca Juga: 12 Nama Rasi Bintang yang Digunakan dalam Zodiak, Lengkap dengan Tanggalnya
Alasan lain yang mungkin mempengaruhi suhu Neptunus adalah rentan terhadap siklus matahari 11 tahun. Fenomena ini terjadi ketika medan magnet matahari membalik kutub, menyebabkan perubahan aktivitas di permukaan, seperti bintik matahari.
Hal tersebut diperkuat dengan studi sebelumnya yang menunjukkan bahwa kecerahan Neptunus ini terkait dengan siklus Matahari.
Dari penelitian tersebut, memberikan bukti lebih lanjut bahwa aktivitas Matahari terkait dengna pola awan cerah dan suhu yang berfluktuasi.
Berrkat Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST), tim peneliti berharap informasi atmosfer yang dikumpulkan teleksop akan menjelaskan lebih banyak lagi misteri planet es itu di masa yang akan datang.
"Saya pikir Neptunus sangat menarik bagi banyak dari kita karena masih sedikit informasi dari planet tersebut", kata Roman kepada Reuters dikutip dari Popular Science (12/04/2022).
Bagaimana menurut Anda? Planet terjauh dari Matahari ini ternyata masih menyimpan misteri yang harus digali.