kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Surplus neraca Jepang membesar


Jumat, 12 Mei 2017 / 11:07 WIB
Surplus neraca Jepang membesar


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto

TOKYO. Jepang membukukan surplus transaksi berjalan senilai 20,20 triliun atau setara US$ 177 miliar pada tahun fiskal 2016. Salah satu keuntungan Jepang diperoleh dari penurunan harga komoditas minyak.

Surplus transaksi berjalan Jepang ini merupakan yang terbesar sejak tahun 2007. Bahkan besaran angka surplus transaksi berjalan ini menjadi terbesar ketiga, sejak tahun 1985.

Seperti diwartakan Nikkei, berdasarkan data Pemerintah Jepang yang dipublikasikan Kamis (11/5), lonjakan surplus neraca berjalan terjadi lantaran jumlah impor turun lebih besar dari penurunan ekspor. Penurunan impor mengekor harga minyak mentah yang juga melemah.

Peningkatan surplus Jepang ini terjadi secara berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Salah satu penyumbangnya dari surplus perjalanan wisata sebesar 2,28 triliun. Hal itu disebabkan lonjakan wisatawan asing ke Jepang pada periode Januari hingga Maret 2017.

Adapun surplus perdagangan barang dan jasa Jepang tercatat membukukan nilai 5,77 triliun, ditopang penurunan harga minyak mentah.

Ekspor Jepang telah pulih, terlihat dari pertumbuhan perdagangan ke wilayah Asia dan Amerika Serikat (AS). Pemulihan ini terjadi, meski ketidakpastian telah berkembang atas kebijakan perdagangan AS di bawah rezim Donald Trump.

"Kemerosotan harga minyak mentah dan penguatan yen yang kita lihat sampai pemilu Presiden AS, memiliki pengaruh kuat terhadap data tersebut," tutur Toru Suehiro, ekonom senior dari Mizohu Securities Co.

Pelemahan yen

Tercatat nilai impor Jepang turun 10,9% dari tahun fiskal 2015 menjadi 64,89 triliun. Sedangkan ekspor Jepang hanya turun 3,4% menjadi 70,65 triliun. Penurunan nilai ekspor ini salah satunya disebabkan oleh penguatan nilai tukar yen terhadap dollar AS.

Pada tahun fiskal 2016, nilai tukar yen rata-rata berada di posisi 108,33 per dollar AS. Kurs ini menguat dari tahun sebelumnya yang senilai 120,13 per dollar AS. Penguatan nilai tukar yen menyebabkan produk Jepang menjadi kurang kompetitif di pasar dunia.

Demikian juga dalam akun pendapatan utama, terlihat jumlah investasi dari pemodal asing turun 13,7% menjadi 18,04 triliun. Penurunan ini terjadi karena penguatan yen menyebabkan imbal hasil bagi investor menjadi tidak maksimal.

Namun secara prinsip, ekonom tetap berkeyakinan ekonomi Jepang bakal terus tumbuh. "Tren mendasar bahwa pemulihan ekonomi global akan menyebabkan pelemahan nilai tukar yen terhadap dollar AS yang berakibat peningkatan pendapatan Jepang," ujar Suehiro.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×