Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Taiwan akan mengerahkan angkatan lautnya jika diperlukan untuk membantu penjaga pantai dalam merespons aktivitas mencurigakan di sekitar kabel komunikasi bawah laut, ujar Menteri Pertahanan Wellington Koo pada Kamis.
Pernyataan ini disampaikan setelah sebuah kapal yang diduga terkait dengan China dilaporkan merusak salah satu kabel tersebut.
Taiwan, yang dianggap China sebagai bagian dari wilayahnya, menyatakan bahwa sebuah kapal milik perusahaan Hong Kong, tetapi terdaftar di Kamerun dan Tanzania, merusak kabel di utara pulau itu awal bulan ini.
Meski demikian, Taiwan belum dapat memastikan maksud kapal tersebut dan tidak dapat menaikinya karena kondisi cuaca yang buruk.
Pemilik kapal membantah keterlibatan mereka dalam insiden itu, sementara pemerintah China menuduh Taiwan membuat tuduhan tanpa bukti yang jelas.
Insiden ini menjadi perhatian serius bagi Taiwan, terutama karena negara itu kerap mengeluhkan aktivitas "zona abu-abu" China di sekitar wilayahnya.
Aktivitas tersebut dianggap bertujuan memberikan tekanan tanpa memicu konfrontasi langsung, seperti penerbangan balon udara dan pengerukan pasir.
Dalam konferensi pers di parlemen, Menteri Koo menegaskan bahwa angkatan bersenjata Taiwan akan bekerja sama dengan penjaga pantai untuk memantau wilayah di sekitar kabel bawah laut.
"Ketika sesuatu terjadi, penjaga pantai akan bergerak lebih dahulu. Jika diperlukan, angkatan laut akan segera memberikan bantuan," ujarnya.
Direktur Jenderal Biro Keamanan Nasional Taiwan, Tsai Ming-yen, mengatakan bahwa pemerintah telah mengaktifkan mekanisme kerja sama dengan "mitra internasional" untuk berbagi informasi terkait aktivitas maritim "zona abu-abu" China. Namun, ia tidak menjelaskan secara rinci tentang mekanisme tersebut.
Menurut Tsai, perhatian Taiwan akan difokuskan pada kapal-kapal berbendera praktis, kapal yang terdaftar di negara lain tetapi dimiliki oleh pihak tertentu—dan bagaimana China mungkin memanfaatkan kapal-kapal tersebut di perairan sekitar Taiwan.
Pemerintah Taiwan, yang menolak klaim kedaulatan Beijing, membandingkan situasi ini dengan insiden kerusakan kabel bawah laut di Laut Baltik yang terjadi setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Pekan lalu, Taiwan mengungkapkan bahwa kapal-kapal China yang menggunakan bendera praktis menunjukkan "indikasi tindak kejahatan."