Sumber: AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Senin (21/8), Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat memulai latihan perang bersama. Latihan ini dilakukan di tengah memanasnya hubungan dengan Korea Utara (Korut). Apalagi sebelumnya Pyongyang memperingatkan, latihan perang akan memperburuk ketegangan di kawasan regional.
Mengutip berita AP, puluhan ribu tentara ikut ambil bagian dalam latihan perang bersama bertajuk "Ulchi Freedom Guardian". Ini merupakan latihan simulasi perang berbasis komputer berskala besar yang berlangsung selama dua pekan di Korsel.
Latihan ini dideskripsikan AS dan Korut sebagai aksi defensif. Namun, Pyongyang melihat hal ini sebagai aksi yang sangat provokatif.
Latihan bersama dilakukan seiring adanya ketegangan di Semenanjung Korea sejak Korsel melakukan dua kali ujicoba rudal balistik pada bulan lalu dan mampu mencapai AS.
Hal itulah yang kemudian memicu kritik dari Presiden AS Donald Trump. Trump berang dan mengatakan bahwa Washington dapat menghujani Korut dengan api dan kemarahan.
Sebagai balasan, Korut mengancam akan menembakkan rudal jarak jauh ke wilayah AS, yakni Guam. Ini merupakan rencana yang akhirnya ditunda oleh Kim Jong Un pada pekan lalu. Namun, pemimpin Korut tersebut mengingatkan Pyongyang akan melanjutkan rencana tersebut tergantung dengan langkah Washington.