Reporter: Dani Prasetya, The Guardian |
LONDON. Jaringan ritel asal Inggris, Tesco, mencatatkan kerugian pertamanya sejak dua dekade beroperasi. Perusahaan itu mengklaim, kerugian sebesar £ 1 miliar pada tahun fiskal 2011 itu akibat jangkauan supermarket yang terlalu jauh dari para pembeli.
Secara internasional profit Tesco yang tersebar di 12 negara termasuk China dan Thailand memang mengalami peningkatan sebesar 18% menjadi £ 1,1 miliar. Angka itu merupakan hasil dari peningkatan profit keseluruhan grup sekitar 1,3% menjadi £ 3,8 miliar dari angka penjualan sebesar £ 72 miliar pada tahun fiskal yang berakhir 25 Februari.
Demi mengembalikan kerugian besarnya itu makan Tesco berniat membenahi jaringan toko domestiknya tahun ini. Caranya, perusahaan bakal memangkas jumlah toko yang bakal dibuka hingga 40% untuk memfokuskan aktivitas pada gerai yang telah ada sekaligus meningkatkan pelayanan konsumen. "Kami perlu membenahi cara kami berdagang di Inggris," ungkap Chief Executive Officer (CEO) Tesco Phillip Clarke.
Selama ini, dia mengakui, Tesco terlalu berambisi mengejar celah ekspansi di luar negeri. Alhasil, pasar domestiknya terbengkalai. Kesalahannya itu mencapai puncaknya ketika Januari lalu Tesco mendapat serangan ambruknya profit pasca musim liburan Natal.
Agar dominasinya pada jaringan ritel Inggris kembali maka Clarke menjanjikan penambahan karyawan pada setiap toko, perbaikan produk, harga, dan promosi. Saking seriusnya dengan perebutan kembali pasar domestik, Tesco berniat menggelontorkan dana sekitar £ 200 juta untuk mempekerjakan 8.000 pegawai pada divisi supermarket besar dan departemen makanan segar.