Sumber: BBC |
WASHINGTON DC. The Federal Reserve (The Fed) telah menggunting suku bunga acuan pada hari Rabu (29/10) dari 1,5% menjadi 1% untuk mencegah kemungkinan resesi.
Awal bulan ini, The Fed sudah memangkas suku bunga acuannya dari 2% menjadi 1% dalam kondisi darurat dan dikoordinasikan bersama dengan lima bank sentral lainnya. Sayangnya, langkah The Fed tersebut tidak mendukung pasar Amerika Serikat (AS), soalnya indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 justru terjerembap.
Suku bunga telah mulai diiris sejak bulan September 2007, saat suku bunga acuan ada di posisi 5,25%.
Level 1% ini --terakhir ada di angka ini antara Juni 2003 hingga Juni 2004-- tidak punya efek utama terhadap saham-saham.
Pada penutupan di Wall Street, Dow Jones anjlok 0,82%, atau 74,16 poin pada 8990,96. Indeks S&P 500 juga amblas 1,11%, atau 10,42 poin pada 930,09 dan Nasdaq mumbul tipis 0,47% atau 7,74 poin pada 1657,21.
Pengikisan suku bunga acuan ini merupakan sebuah sinyal bahwa inflasi tidak lagi dilihat sebagai sebuah ancaman besar bagi perekonomian AS.
Beberapa analis sesungguhnya takut bahwa deflasi justru bisa berdampak terhadap perekonomian. Konsumen menunda pembelanjaan dan berharap produk-produk akan menjadi lebih murah di masa yang akan datang.
Hanya saja, The Fed berharap aksi ini akan mampu membantu kelancaran arus kredit dan bisa membantu meningkatkan kondisi perkreditan sekaligus menyurung pertumbuhan ekonomi.
Bagaimanapun juga, pemotongan menjadi lebih kecil ini juga berarti bank sentral tengah memutarkan suku bunganya sebagai alat perangsang untuk masa depan.
"Langkah aktivitas perekonomian menunjukkan tanda-tanda pelemahan, semakin menggerus daya beli konsumen" kata Federal Open Market Committee yang diketuai oleh Ben Bernanke. Ia mengimbuhkan, "Bisnis dan perindustrian telah melemah beberapa bulan belakangan, dan pelemahan aktivitas perekonomian di beberapa negara telah menghambat prospek ekspor AS."
The Fed menegaskan bahwa penguatan di pasar keuangan yang tengah rusuh ini memaksa adanya pengeluaran yang lebih besar, bahkan mengurangi kemampuan rumah tangga maupun pebisnis untuk memperoleh kredit.
Bruce McCain, chief investment strategist di Key Private Bank Cleveland, Ohio, mengatakan bahwa pengirisan suku bunga acuan ini cukup konsisten dengan indikasi The Fed. "Dengan pengguntingan ini, mereka banyak berharap bisa mereda," katanya. Menurut Mccain, The Fed melihat adanya indikasi pelemahan perekonomian dan pembelanjaan konsumen.