Sumber: Forbes |
ASIA. Saham-saham di Asia mencetak kenaikan yang cukup kuat di sesi kedua hari Rabu (29/10) ini seiring dengan para pemilik modal yang terbayangi pemotongan suku bunga acuan oleh Bank of Japan dan The Fed bakal mampu merangsang perekonomian dua negara terbesar tersebut.
Harian bisnis Nikkei mengatakan, bank sentral Jepang berniat untuk mengurangi suku bunga overnight call dari 0,5% menjadi 0,25% pada pertemuan hari Jumat (31/10) besok. Nah, apakah pemangkasan ini akan membawa dampak pada perekonomian, masih dalam perdebatan.
Namun untuk jangka pendek, saham-saham akan terbantu oleh penurunan nilai yen, yang mulai bergerak minggu lalu, sepanjang 13 tahun terakhir, terhadap dolar AS. Hal ini membikin kekhawatiran yang mendalam terhadap ekspor Jepang saat permintaan global sedang anjlok. Di awal perdagangan di Asia, yen diperdagangkan 99,72 terhadap dolar, namun sempat melemah pada siang hari menjadi 96,72.
Dolar Australia dan New Zealand juga menguat terhadap yen Jepang.
U.S. Federal Open Market Committee mengharapkan untuk mengiris suku bunga acuan setidaknya 50 basis poin pada hari Rabu (29/10) ini. Sementara European Central Bank dan Bank of England bisa jadi akan membebek pemangkasan ini bulan depan.
Indeks Nikkei 225 naik 2,4% menjadi 7.803 poin pada perdagangan siang tadi; eksportir memperkuat pelemahan yen. Toyota Motor melompat 5,7%, Honda Motor terdesak 13,1%.
Sementara itu indeks Hang Seng mencatatkan kenaikan sebesar 0,8% menjadi 12.692. Perusahaan minyak Cnooc tertekan 14,6% setelah melaporkan adanya gerusan 69% dalam penjualan di kuartal ketiga.
S&P/ASX 200 Australia menanjak 1,3% menjadi 3.844, dengan BHP Billiton yang juga mumbul 4,4% dengan kenaikan harga minyak dan logam yang baik.
Dalam perdagangan di negara-negara Asia, kontrak berjangka jenis light sweet crude meninggi US$ 1,52 menjadi US $ 64,25 di NYMEX.
Sementara itu, Kospi Korea Selatan ditutup 1,1% menjadi 988.
Harian bisnis Nikkei mengatakan, bank sentral Jepang berniat untuk mengurangi suku bunga overnight call dari 0,5% menjadi 0,25% pada pertemuan hari Jumat (31/10) besok. Nah, apakah pemangkasan ini akan membawa dampak pada perekonomian, masih dalam perdebatan.
Namun untuk jangka pendek, saham-saham akan terbantu oleh penurunan nilai yen, yang mulai bergerak minggu lalu, sepanjang 13 tahun terakhir, terhadap dolar AS. Hal ini membikin kekhawatiran yang mendalam terhadap ekspor Jepang saat permintaan global sedang anjlok. Di awal perdagangan di Asia, yen diperdagangkan 99,72 terhadap dolar, namun sempat melemah pada siang hari menjadi 96,72.
Dolar Australia dan New Zealand juga menguat terhadap yen Jepang.
U.S. Federal Open Market Committee mengharapkan untuk mengiris suku bunga acuan setidaknya 50 basis poin pada hari Rabu (29/10) ini. Sementara European Central Bank dan Bank of England bisa jadi akan membebek pemangkasan ini bulan depan.
Indeks Nikkei 225 naik 2,4% menjadi 7.803 poin pada perdagangan siang tadi; eksportir memperkuat pelemahan yen. Toyota Motor melompat 5,7%, Honda Motor terdesak 13,1%.
Sementara itu indeks Hang Seng mencatatkan kenaikan sebesar 0,8% menjadi 12.692. Perusahaan minyak Cnooc tertekan 14,6% setelah melaporkan adanya gerusan 69% dalam penjualan di kuartal ketiga.
S&P/ASX 200 Australia menanjak 1,3% menjadi 3.844, dengan BHP Billiton yang juga mumbul 4,4% dengan kenaikan harga minyak dan logam yang baik.
Dalam perdagangan di negara-negara Asia, kontrak berjangka jenis light sweet crude meninggi US$ 1,52 menjadi US $ 64,25 di NYMEX.
Sementara itu, Kospi Korea Selatan ditutup 1,1% menjadi 988.
Berita Terkait
Internasional
The Fed Akan Iris Suku Bunga Acuan
Internasional
Saham dan Kontrak Berjangka AS Menanti Guntingan The Fed
Internasional
The Fed Akan Menyuntik AIG lagi Senilai US$ 37,8 miliar
Internasional