Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Bank Sentral Hong Kong meminta masyarakat untuk mengelola risiko keuangan dengan hati-hati, karena ekonomi domestik menghadapi resesi pertama dalam satu dekade.
MengutipI, Hong Kong telah terpukul oleh perang dagang Amerika Serikat-China dan protes anti pemerintah yang kerap berlangsung selama lima bulan terakhir.
"Untuk Hong Kong, sebagai ekonomi terbuka dampaknya relatif besar. Selain itu, ada beberapa faktor lokal, jadi tekanan ke bawah yang kita hadapi sangat besar," ujar Eddie Yue, Kepala Eksekutif Otoritas Moneter Hong Kong (HKMA) seperti dikutip Reuters Kamis (31/10).
Baca Juga: Mengekor The Fed, bank sentral Hong Kong juga menggunting suku bunga acuan
HKMA menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 basis poin menjadi 2% pada Kamis (31/10) setelah Federal Reserve menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya pada Rabu (30/10) waktu setempat.
Bank-bank komersial Hong Kong akan memutuskan apakah akan menyesuaikan tingkat suku bunga pinjaman mereka yang dapat berdampak pada hipotek di salah satu pasar perumahan yang paling terjangkau di dunia.
Yue mengatakan, suku bunga antar bank tidak mungkin selalu mengikuti penurunan (suku bunga acuan) karena mereka juga didorong oleh faktor-faktor domestik seperti listing besar di pasar saham.
Reuters melaporkan bahwa raksasa e-commerce China, Alibaba Group Holding Ltd sedang mengincar dana segar dari listing di bursa Hong Kong senilai US$ 15 miliar pada awal November.
Baca Juga: Hong Kong leader says expects city to record negative growth in 2019
"Namun penurunan suku bunga As memang mencerminkan tekanan ke bawah pada ekonomi global, dan Hong Kong tidak kebal,"kata Yue,
Meski kerusuhan sosial terus terjadi, Yue mengatakan tidak ada aliran yang keluar dari sistem perbankan di Hong Kong.
Ia menambahkan, simpanan dolar Hong Kong naik 0,6% pada September.