kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tingkat Inflasi Korsel Pada Juli Capai 5,9%


Jumat, 22 Agustus 2008 / 11:10 WIB
Tingkat Inflasi Korsel Pada Juli Capai 5,9%


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SEOUL. Meski harga minyak dunia telah turun, namun sepertinya hal itu tidak mempengaruhi indeks harga konsumen di Korea Selatan (Korsel). Menurut Menteri Keuangan Kang Man Soo, indeks harga konsumen atau yang juga lazim dikenal dengan inflasi, diperkirakan masih tetap tinggi sepanjang bulan ini hingga bulan depan.

“Harga minyak memang sudah stabil, tapi sepertinya tidak berdampak banyak terhadap tingkat harga domestik yang akan tetap tinggi hingga bulan depan,” kata Kang, hari ini. Catatan saja, harga minyak mentah Dubai di Korsel, turun tajam mencapai 17% sejak Juli.  

Tingkat inflasi pada Juli kemarin, meningkat 5,9% dibanding tahun sebelumnya. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak 1998, gara-gara meroketnya harga minyak. Tingginya harga minyak dan pangan yang sempat menyentuh rekor tertingginya itu, menggerus daya beli masyarakat dan memangkas keuntungan perusahaan.

Sebelumnya, pada 7 Agustus lalu, bank sentral Korea sudah menaikkan patokan tingkat suku bunganya menjadi 5,25%. Angka itu merupakan yang tertinggi dalam delapan tahun terakhir. Tujuan menaikkan tingkat bunga pinjaman itu ditujukan untuk mengerem laju inflasi. Langkah ini serupa seperti bank sentral di kawasan Asia lainnya.

Kang juga menjelaskan, pemerintah sudah menyiapkan beberapa strategi lain untuk menekan laju harga. Apalagi bulan September depan, warga Korsel bakal merayakan hari raya Chusok selama tiga hari, yakni pada 13-15 September mendatang. Kang memprediksikan, menjelang perayaan itu, permintaan warga Korsel akan makanan dan hadiah akan meningkat.

“Oleh sebab itu, pemerintah berencana meningkatkan pengiriman ikan dan makanan lainnya untuk mengantisipasi kenaikan permintaan tersebut dalam waktu dekat,” jelas Kang. Karena, jika  permintaan tinggi namun tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup, hal itu akan semakin mendorong tingginya harga.




TERBARU

[X]
×