Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upaya pencarian dan penyelamatan terus berlanjut untuk hari keempat pada Senin (waktu setempat) di tengah kondisi lumpur dan puing di kawasan pusat Texas yang dilanda banjir bandang.
Bencana ini telah menewaskan sedikitnya 78 orang, dengan puluhan lainnya masih dilaporkan hilang.
Kerrville Jadi Pusat Tragedi, Anak-Anak Jadi Korban Terbanyak
Kematian terbanyak terjadi di Kerrville, kota kecil di tepi Sungai Guadalupe, yang mencatat 68 korban jiwa, termasuk 28 anak-anak, menurut Sheriff Kerr County, Larry Leitha.
Sungai Guadalupe berubah menjadi arus deras mematikan setelah hujan lebat dini hari pada Jumat mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan banjir dalam waktu kurang dari satu jam.
Baca Juga: Donald Trump Teken Undang-Undang Pemotongan Pajak dan Belanja
Salah satu lokasi paling terdampak adalah Camp Mystic, sebuah perkemahan musim panas Kristen untuk anak perempuan yang telah beroperasi selama hampir satu abad. Dua lusin anak awalnya dilaporkan hilang setelah banjir melanda perkemahan tersebut.
Hingga Minggu, tim penyelamat masih mencari 10 anak perempuan dan satu pembina perkemahan yang belum ditemukan.
Korban dan Upaya Penyelamatan di Wilayah Lain
Selain Kerr County, korban jiwa juga tercatat di wilayah lain:
-
Burnet County: 3 orang
-
Tom Green County: 1 orang
-
Travis County: 5 orang
-
Williamson County: 1 orang
Sebanyak 41 orang lainnya masih dilaporkan hilang di luar Kerr County, menurut Kepala Manajemen Darurat Texas, Nim Kidd.
Lebih dari 850 orang telah diselamatkan, beberapa di antaranya ditemukan dalam kondisi menyedihkan seperti berpegangan pada dahan pohon untuk bertahan hidup dari terjangan banjir.
Baca Juga: Trump: Israel Menyetujui Persyaratan untuk Menuntaskan Gencatan Senjata di Gaza
Hujan Melebihi Prediksi, Pemerintah Akan Evaluasi Sistem Peringatan
Manajer Kota Kerrville, Dalton Rice, menyatakan bahwa curah hujan yang mengguyur wilayah itu dua kali lebih tinggi dari prakiraan, menyebabkan luapan besar di titik pertemuan dua cabang Sungai Guadalupe.
Gubernur Texas Greg Abbott dan pejabat lainnya berjanji akan menyelidiki keakuratan prakiraan cuaca dan efektivitas sistem peringatan dini setelah kondisi darurat mereda.
“Ini adalah perpaduan bencana — air, lumpur, reruntuhan, panas ekstrem, dan ancaman satwa liar seperti ular,” ujar Freeman Martin, Direktur Departemen Keamanan Publik Texas, dalam konferensi pers Minggu lalu.
Bantuan Federal Turun, Trump Janji Kunjungan
Presiden Donald Trump telah menyatakan status darurat nasional, memungkinkan Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA) dan lembaga lainnya mengerahkan sumber daya ke wilayah terdampak. Helikopter dan pesawat dari Penjaga Pantai AS juga dikerahkan untuk membantu operasi penyelamatan.
Trump menyatakan dirinya akan mengunjungi lokasi bencana pada hari Jumat mendatang. Namun, kunjungan ini diiringi kritik tajam terkait pemangkasan anggaran dan personel lembaga cuaca nasional selama masa pemerintahannya.
Mantan Direktur NOAA (Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional), Rick Spinrad, mengatakan bahwa ribuan pegawai telah diberhentikan, termasuk pejabat penting seperti Warning Coordination Meteorologist di kantor Layanan Cuaca Nasional dekat San Antonio — posisi yang bertugas memastikan kesiapan masyarakat menghadapi bencana.
Baca Juga: China Siap Bahas Tarif dan Subsidi dengan Amerika Serikat di WTO
Trump: “Ini Bukan Salah Siapa-Siapa”
Saat ditanya tentang kritik terhadap pemangkasan federal yang diduga berdampak pada kesiapsiagaan bencana, Trump menanggapi dengan mengatakan:
“Situasi air itu, semua itu, sebenarnya sudah disiapkan oleh Biden,” katanya, meski kemudian menambahkan, “Tapi saya tidak akan menyalahkan Biden juga. Ini adalah bencana yang terjadi sekali dalam 100 tahun.”