Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (16/7/2025), Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menanggapi santai peringatan Presiden AS Donald Trump tentang sanksi baru terkait perang Ukraina.
Ia mengatakan bahwa Moskow ingin memahami apa yang mendorong tindakan pemimpin Amerika tersebut dan menegaskan keyakinannya bahwa Rusia akan mampu menahan setiap tindakan hukuman atau sanksi baru.
"Kami ingin memahami apa yang mendorong Presiden AS," kata Lavrov, menanggapi ultimatum gencatan senjata 50 hari Trump kepada Rusia seperti yang dikutip dari India Today.
Dia menambahkan, "Saya yakin kami akan mampu menghadapi sanksi baru." tambahnya,
Dalam kesempatan itu,Lavrov menepis ancaman yang digambarkan Trump sebagai "tarif sekunder" jika Presiden Vladimir Putin tidak menyetujui gencatan senjata dengan Ukraina dalam jangka waktu yang ditentukan.
Pernyataan tersebut muncul setelah Trump, yang berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Senin, mengeluarkan peringatan keras kepada Moskow, dengan mengatakan AS bakal menerapkan tarif sekunder hingga 100% jika Rusia tidak mencapai kesepakatan dalam 50 hari.
Baca Juga: Trump Ancam Rusia dengan Tarif 100% Jika Tak Sepakat dengan Ukraina dalam 50 Hari
Pernyataan Trump menyusul serangkaian pernyataan yang mengungkapkan rasa frustrasi yang semakin besar terhadap Putin atas perang di Ukraina.
Ia mengkritik presiden Rusia karena terus melancarkan serangan rudal meskipun ada perundingan gencatan senjata sebelumnya.
"Saya sangat kecewa dengan Presiden Putin. Saya pikir dia orang yang bersungguh-sungguh dengan ucapannya - dan dia akan berbicara dengan sangat indah, lalu dia akan mengebom orang di malam hari. Saya tidak menyukainya," jelas Trump.
Melansir Reuters, Presiden AS juga mengumumkan bahwa sistem dan baterai rudal Patriot akan dikirim ke NATO untuk mendukung Ukraina.
"Perlengkapannya lengkap dengan baterainya," katanya.
"Beberapa akan segera datang. Dalam beberapa hari, beberapa negara yang memiliki Patriot akan bertukar dan akan mengganti Patriot dengan yang mereka miliki," tambahnya.
Tonton: BREAKING NEWS! Trump Umumkan Bantuan Senjata untuk Ukraina, Beri Peringatan Keras kepada Rusia
Trump, yang kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, telah berulang kali menyuarakan ketidakpuasannya terhadap peran Rusia dalam perang tersebut.
Pekan lalu, ia berkata, "Kami tidak senang dengan Putin - saya tidak senang dengan Putin karena dia membunuh banyak orang. Ternyata situasinya lebih sulit."
Trump merujuk pada konflik yang berkepanjangan dan korban jiwa yang besar.
Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte, yang bergabung dengan Trump di Gedung Putih, mendukung sikap tegas Presiden AS tersebut.
"Jika saya adalah Vladimir Putin hari ini, dan Anda berbicara tentang apa yang akan Anda lakukan dalam 50 hari, saya akan mempertimbangkan kembali apakah saya seharusnya menganggap negosiasi tentang Ukraina lebih serius," kata Rutte.
Trump mengklaim bahwa perundingan gencatan senjata sebelumnya hampir berhasil tetapi digagalkan oleh agresi Rusia yang kembali terjadi.
"Kami sebenarnya mungkin telah mencapai kesepakatan empat kali. Dan kemudian kesepakatan itu tidak akan terjadi karena bom akan dilempar keluar malam itu dan Anda akan mengatakan kami tidak membuat kesepakatan apa pun," katanya.