Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WEST PALM BEACH, Florida. Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan mengembalikan kendali Amerika Serikat (AS) atas Terusan Panama, dengan menuduh Panama memberlakukan tarif penggunaan terusan yang terlalu tinggi.
Pernyataannya langsung menuai kecaman dari Presiden Panama, Jose Raul Mulino.
Baca Juga: Mantan Presiden AS yang Paling Lama Hidup Jimmy Carter Berusia 100 tahun
Berbicara di depan para pendukung di Arizona, Trump juga memperingatkan potensi pengaruh China terhadap jalur vital ini, meskipun China tidak menguasai atau mengelola terusan tersebut.
Namun, sebuah anak perusahaan CK Hutchison Holdings yang berbasis di Hong Kong telah lama mengelola dua pelabuhan di pintu masuk Terusan Panama, baik di Karibia maupun Pasifik.
Komentar Trump muncul beberapa jam setelah ia mengeluarkan ancaman serupa melalui unggahan di Truth Social pada Sabtu malam.
"Ada yang pernah mendengar tentang Terusan Panama?" kata Trump pada Minggu (22/12) di acara AmericaFest, yang diselenggarakan oleh Turning Point, sebuah kelompok konservatif sekutunya.
Baca Juga: Jalur Perdagangan Dunia Terganggu, Indonesia Bisa Kena Getahnya
"Kita dirugikan di Terusan Panama seperti kita dirugikan di tempat lain."
Pernyataan Trump ini menjadi salah satu contoh langka seorang pemimpin AS yang secara terbuka menyatakan akan memaksa negara berdaulat menyerahkan wilayahnya.
Hal ini juga menunjukkan kemungkinan perubahan besar dalam diplomasi AS di bawah Trump, yang kerap menggunakan retorika keras dalam berhubungan dengan mitra internasional.
"Biaya yang dikenakan oleh Panama tidak masuk akal dan sangat tidak adil," kata Trump.
"Terusan itu diberikan kepada Panama dengan ketentuan mereka harus memperlakukan kita secara adil, dan mereka tidak melakukannya. Jika prinsip-prinsip moral dan hukum dari pemberian ini tidak dipatuhi, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, sepenuhnya, segera, dan tanpa pertanyaan."
Presiden Panama Mulino membalas melalui pesan rekaman yang dirilis pada Minggu sore, menyatakan bahwa kemerdekaan Panama tidak bisa dinegosiasikan.
Baca Juga: Mata Uang Asia Akan Tertekan Perang Dagang dan Perang Mata Uang
Ia juga menegaskan bahwa China tidak memiliki pengaruh terhadap administrasi terusan tersebut dan membela tarif yang dikenakan Panama.
"Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik Panama dan akan terus menjadi milik Panama," kata Mulino dalam pernyataan yang dirilis melalui X (Twitter).
Beberapa politisi Panama lainnya, termasuk dari oposisi, juga mengecam pernyataan Trump melalui media sosial.
AS membangun sebagian besar Terusan Panama dan mengelola wilayah sekitarnya selama beberapa dekade.
Namun, dua perjanjian pada tahun 1977 antara AS dan Panama membuka jalan bagi penyerahan kendali penuh terusan tersebut kepada Panama pada tahun 1999 setelah masa administrasi bersama.
Terusan Panama, yang memungkinkan hingga 14.000 kapal melintas setiap tahun, menyumbang 2,5% perdagangan global melalui jalur laut dan sangat penting bagi impor AS, seperti kendaraan dan barang-barang komersial dari Asia, serta ekspor komoditas seperti gas alam cair.
Tidak jelas bagaimana Trump berencana merebut kembali kendali terusan dan tidak ada landasan hukum internasional yang dapat ia gunakan untuk mendukung langkah tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Trump mempertimbangkan ekspansi teritorial. Dalam beberapa minggu terakhir, ia secara terbuka membahas kemungkinan menjadikan Kanada bagian dari AS.
Selama masa jabatan pertamanya (2017-2021), ia juga menyatakan minat membeli Greenland dari Denmark, meskipun gagasan itu langsung ditolak oleh otoritas Denmark.