kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Trump cabut dari pertemuan dengan Demokrat, shutdown berlanjut


Kamis, 10 Januari 2019 / 07:57 WIB
Trump cabut dari pertemuan dengan Demokrat, shutdown berlanjut


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump cabut dari pertemuan dengan para pemimpin kongres Demokrat pada hari Rabu yang membahas tentang anggaran tembok perbatasan dengan Meksiko dan membuka kembali pemerintah. 

Trump mengeluh bahwa pertemuan di Gedung Putih ini membuang-buang waktu. "Baru saja meninggalkan pertemuan dengan Chuck dan Nancy, buang-buang waktu saja," tulis Trump di Twitter. 

Amerika Serikat (AS) memasuki hari ke-19 penutupan sebagian pemerintah yang disebabkan oleh perselisihan pendanaan tembok perbatasan. Rabu (9/1), Trump bertemu dengan pemimpin Senat Demokrat Chuck Schumer dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Nancy Pelosi sesaat tanpa tanda-tanda resolusi.

"Saya bertanya apa yang akan terjadi dalam 30 hari jika saya dengan cepat membuka kembali pemerintahan, apakah Anda akan menyetujui keamanan perbatasan yang termasuk tembok beton atau baja? Nancy berkata, TIDAK. Saya mengatakan selamat tinggal, tidak ada yang berhasil! ” kicau Trump.

Demokrat yang jengkel menyebut perilaku Trump sebagai temper tantrum dan mengatakan pertemuan gagal ketika mereka menolak rencana pendanaan Trump untuk tembok perbatasan selatan. Keinginan Trump untuk tembok antara AS dan Meksiko adalah tema sentral kampanye presiden 2016 lalu.

Schumer mengatakan bahwa Trump bertanya kepada Pelosi apakah dia mau mendanai temboknya. "Dia bilang tidak. Trump bangkit dan berkata, "Kalau begitu, kita tidak punya apa-apa untuk didiskusikan," dan dia berjalan keluar," kata Schumer.

Schumer mengatakan, Trump marah karena tidak bisa mendapatkan keinginannya. “Itu menyedihkan dan tidak menguntungkan. Kami ingin mencapai kesepakatan. Kami percaya pada keamanan perbatasan. Kami memiliki pandangan yang berbeda," kata dia seperti dikutip Reuters.

Kegagalan pembicaraan ini bisa memicu Trump mengumumkan darurat nasional untuk membangun tembok di perbatasan selatan. Kemarin, Trump mengatakan dia memiliki wewenang untuk mengumumkan keadaan darurat nasional yang akan membolehkannya membayar tembok dengan dana militer. Sekadar mengingatkan, Trump mengajukan pendanaan US$ 5,7 miliar tahun ini untuk membangun tembok.

Wakil Presiden Mike Pence mengatakan kepada wartawan bahwa Trump masih mempertimbangkan opsi itu. "Saya pikir presiden membuat posisinya sangat jelas hari ini bahwa tidak akan ada kesepakatan tanpa tembok," kata Pence.

Tak lama setelah pertemuan Gedung Putih bubar, DPR mengadakan pemungutan suara untuk mengeluarkan undang-undang yang mengakhiri penutupan sebagian Departemen Keuangan dan beberapa lembaga lain. Demokrat berniat memaksa Republik untuk mendanai Internal Revenue Service (IRS) di Departemen Keuangan yang mengurus perpajakan.

Saat ini merupakan persiapan IRS untuk merilis pengembalian pajak bagi jutaan warga Amerika. Tapi tidak ada indikasi bahwa Senat, yang dikendalikan Republik, akan memberikan suara pada RUU tersebut.

Dalam sebuah balasan, pemerintahan Trump mengatakan bahwa tanpa suntikan pendanaan, IRS akan memastikan pengembalian pajak akan dikirim. Senator Republik Tim Scott pun menegaskan dukungannya pada Trump atas rencana pembangunan tembok.

Buntunya pendanaan ini menyebabkan sejumlah lembaga tutup sejak 22 Desember lalu. Para pekerja keamanan bandara AS dan air traffic controller yang bekerja tanpa dibayar memperingatkan bahwa keamanan dan keselamatan bisa terganggu jika penutupan ini terus berlangsung. Pemerintahan Trump mengelak bahwa jumlah staf cukup dan para penumpang tidak menghadapi penundaan penerbangan.

Sementara serikat pekerja mengatakan pegawai TSA mulai berhenti bekerja karena penutupan ini. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memperingatkan bahwa peringkat utang AS bisa dipangkas jika shutdown terus berlangsung dan Kongres gagal menaikkan pagu atas utang sesuai jadwal.




TERBARU

[X]
×