Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SAO PAULO. Presiden AS Donald Trump mengungkapkan akan mengenakan tarif 50% kepada sebagian besar barang asal Brasil, tetapi memberikan pengecualian untuk sektor seperti pesawat terbang, energi, dan jus jeruk dari pungutan yang lebih berat.
Hal ini melegakan banyak orang di Brasilia, yang sejak Trump mengumumkan tarif di awal bulan ini telah mendesak perlindungan bagi eksportir besar yang terjebak dalam konflik ini. Saham produsen pesawat Embraer dan produsen pulp Suzano naik.
"Kita tidak menghadapi skenario terburuk," kata Menteri Keuangan Brasil Rogerio Ceron kepada para wartawan. "Ini adalah hasil yang lebih ringan daripada yang seharusnya."
Tarif baru akan berlaku pada 6 Agustus, bukan 1 Agustus seperti yang diumumkan Trump sebelumnya.
Dalam lembar fakta tentang perintah eksekutif Trump pada hari Rabu, Gedung Putih mengaitkan tarif tersebut dengan penuntutan Brasil terhadap sekutu Trump, Bolsonaro, yang sedang diadili atas tuduhan merencanakan kudeta untuk membatalkan kekalahannya dalam pemilihan umum 2022.
Baca Juga: Trump: AS Kenakan Tarif 15% untuk Impor Korea Selatan
Perintah eksekutif tersebut muncul ketika AS juga mengumumkan sanksi terhadap seorang hakim Mahkamah Agung Brasil yang mengawasi persidangan Bolsonaro, menuduh hakim tersebut mengizinkan penahanan pra-persidangan sewenang-wenang dan menekan kebebasan berekspresi.
Perintah eksekutif Trump yang meresmikan tarif 50%, mengecualikan puluhan ekspor utama Brasil ke Amerika Serikat, termasuk pesawat sipil, besi kasar, logam mulia, pulp kayu, energi, dan pupuk.
Embraer mengatakan, tinjauan awal menunjukkan bahwa tarif 10% yang diberlakukan Trump pada bulan April masih berlaku, dengan pengecualian berlaku untuk tambahan 40%.
Pengecualian ini kemungkinan merupakan respons terhadap kekhawatiran perusahaan-perusahaan AS, alih-alih langkah mundur dari upaya Trump untuk memengaruhi politik Brasil, kata Rafael Favetti, seorang mitra di konsultan politik Fatto Inteligencia Politica di Brasília.
"Ini juga menunjukkan bahwa diplomasi Brasil telah melakukan tugasnya dengan benar dengan berupaya meningkatkan kesadaran di antara perusahaan-perusahaan AS," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Brasil Mauro Vieira mengatakan, ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pada hari Rabu untuk menegaskan kembali kesediaan negaranya untuk menegosiasikan tarif, sebuah tanda bahwa negosiasi yang terhenti pada bulan Juni dapat dimulai kembali.
Vieira menekankan bahwa permasalahan hukum Bolsonaro tidak dapat diikutsertakan dalam negosiasi, ujarnya. Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.
DAMPAK YANG LEBIH KECIL
Meskipun ada pengecualian, masih terlalu dini untuk merayakannya, kata mantan menteri perdagangan Brasil, Welber Barral, yang memperkirakan Brasil mengekspor sekitar 3.000 produk berbeda ke Amerika Serikat.
"Akan ada dampaknya," kata Barral.
Analisis oleh Kamar Dagang Amerika untuk Brasil menunjukkan bahwa hampir 700 produk dibebaskan dari tarif yang lebih tinggi, mencakup 43,4% dari total ekspor Brasil ke Amerika Serikat berdasarkan nilai.
Baca Juga: Pernyataan Hasil FOMC Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 30 Juli 2025
Di antara kekhawatiran utama dalam pemerintahan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, saingan sayap kiri Bolsonaro, adalah Embraer, yang mengekspor 45% pesawat komersialnya dan 70% jet eksekutifnya ke Amerika Serikat.
Para analis juga telah memperingatkan potensi dampak serius terhadap Suzano, salah satu produsen pulp kayu terbesar di dunia.
Saham Embraer naik 11% di Sao Paulo dan Suzano menguat lebih dari 1% dalam perdagangan sore.
Kelompok lobi minyak IBP mengatakan bahwa pengiriman minyak ke AS, yang sebelumnya ditangguhkan, akan dilanjutkan setelah produk minyak terdaftar sebagai produk yang dikecualikan dari tarif baru.
Sementara itu, lobi pertambangan Ibram mengatakan bahwa 75% ekspor pertambangan tercakup dalam pengecualian tersebut. Perintah eksekutif yang dikeluarkan hari Rabu tidak mencakup pengecualian untuk daging sapi atau kopi, dua ekspor utama ke Amerika Serikat.
Roberto Perosa, kepala lobi pengemasan daging Brasil Abiec, yang mewakili produsen daging sapi termasuk JBS dan Marfrig, mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa kelompok tersebut memperkirakan kerugian sebesar $1 miliar pada semester kedua tahun ini akibat tarif baru tersebut.
Baca Juga: Gempa Rusia Menjalar dan Berefek ke Industri Jepang Hingga Hawaii
Kelompok eksportir kopi Brasil, Cecafe, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan terus mengupayakan agar kopi dimasukkan ke dalam pengecualian. Dan pertikaian mengenai tarif ini akan terus berlanjut, dengan motivasi politik di baliknya yang memberikan amunisi bagi para penggugat yang telah mengajukan gugatan ke pengadilan.
Alex Jacquez, yang bertugas di Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih di bawah mantan Presiden Joe Biden, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tarif baru tersebut merupakan pelanggaran yang jelas "terhadap hukum dan kebijakan perdagangan Trump sendiri."
"Kami memiliki surplus perdagangan dengan Brasil - tarif hukuman ini tidak akan menyeimbangkan kembali perdagangan yang tidak adil, melainkan hanya akan membuat secangkir kopi lebih mahal," ujarnya.
