kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45908,54   -10,97   -1.19%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Twitter punya fitur iklan anyar. Seperti apa?


Kamis, 08 Mei 2014 / 14:28 WIB
Twitter punya fitur iklan anyar. Seperti apa?
ILUSTRASI. Selain sektor keuangan, sektor yang masih kondusif dan prospeknya masih bagus adalah sektor energi dan sektor konsumen primer.


Sumber: BBC | Editor: Asnil Amri

CALIFORNIA. Raksasa situs media sosial Twitter resmi memperkenalkan fitur baru yang mengizinkan pemasang iklan menargetkan pengguna menggunakan bahasa mereka.

Sebagaimana diketahui, pengguna Twitter terbesar ada di luar Amerika Serikat (AS), salah satunya di Indonesia. Dengan adanya penyesuaian bahasa iklan itu, maka pengiklan di perusahaan berlambang burung itu bisa menjangkau calon konsumennya.

"Dengan menggunakan bahasa lain, maka bisa menguntungkan karena bisa menjangkau pembaca global dengan pesan khusus dalam bahasa mereka, atau mereka yang tinggal di negara dengan populasi yang menggunakan banyak bahasa," demikian penjelasan perusahaan.

Untuk memfasilitasi pengiklan itu, Twitter akan menyediakan fitur bahasa yang mencakup 20 bahasa yang berbeda. Twitter telah memberikan fasilitas kepada para pengiklan untuk menargetkan pasar berdasarkan ketertarikan, kata kunci, jenis kelamin, dan geografi.

"Para pengiklan sekarang bisa menargetkan kicauan yang dipromosikan sekaligus mempromosikan akun dalam bahasa yang dimengerti oleh pembaca mereka. Pengguna juga bisa melihat iklan yang sangat relevan dalam bahasa mereka," jelas Nipoon Malhotra, manajer produk group - dalam blognya.

Upaya perubahan pada iklan ini dilakukan Twitter untuk mencarikan solusi agar bisa menarik banyak pengiklan. Maklum, sebagian besar pendapatan Twitter atau sekitar 90% pendapatannya kuartal I berasal dari iklan.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan pendapatan Twitter mengalami perlambatan beberapa waktu ini. Twitter melaporkan, jumlah pengguna per bulannya naik 5,8% dalam tiga bulan pertama tahun ini ketimbang triwulan sebelumnya.

Angka pertumbuhan pengguna itu lebih lembat jika dibandingkan dengan perkiraan sebagian besar analis. Pada saat yang sama, muncul kekhawatiran kemampuan perusahaan untuk mendulang fulus dari basis pengguna mereka.

Dalam kasus Twitter, perusahaan ini melaporkan penurunan rugi bersih sebesar US$132juta atau Rp1,5 triliun dalam triwulan terakhir. Kondisi itu menyebabkan, perusahaan-perusahaan jejaring sosial mencari jalan untuk meningkatkan pendapatan mereka.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×