Reporter: Sanny Cicilia | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Malaysia Airlines (MAS) yang terbang dengan ketinggian sekitar 33.000 kaki, diyakini jatuh di perbatasan timur Ukraina, ditembak oleh misil darat. Namun, belum diketahui pihak yang melakukan penembakan yang membuat pesawat Boeing berpenumpang 298 orang itu jatuh.
Ukraina menuding separatis pro-Rusia sebagai pelakunya. Pemerintah di Kiev mengatakan, bagian pertahanan negara menangkap percakapan telepon antara militan pro-Rusia yang mengatakan telah mengenai Flight 17 dari langit sekitar 30 kilometer dari perbatasan Rusia.
Pesawat ini jatuh di area Donetsk, kawasan yang dikuasai separatis pro-Rusia. Pernyataan Kiev seakan sejalan dengan aksi separatis yang beberapa kali ditunjukkan di jejaring sosial.
Melalui akun VK.com (jejaring sosial seperti Facebook versi Rusia), seorang komandan separatis yang menyebut dirinya Menteri Pertahanan Republik Warga Donetsk, Igor Girkin alias Igor Strelkov berkomentar dingin, "Kami sudah memperingatkan, jangan terbang di atas kami," tulis dia, dikutip Mashable.
Dalam statusnya, dia mengira pesawat yang jatuh merupakan pesawat Ukraina. Namun, Strelkov menghapus postingannya tak lama setelah beredar konfirmasi itu merupakan pesawat komersial, bukan militer.
Mashable mencoba menghubungi Alexander Borodai, yang disebut Perdana Menteri Republik Warga Donetsk. Namun, orang tertinggi ini membantahnya. "Kami tidak memiliki senjata seperti itu (yang bisa menjatuhkan Boeing 777)," kata Borodai, sebelum menutup sambungan teleponnya.
Rabu lalu, pemerintah Ukraina juga menuduh pesawat militer Rusia menembak jet tempur Ukraina. Sehari berikutnya, Kiev kembali menuding, roket yang ditembakkan dari Rusia mengenai pesawat yang membeli pasokan makanan dan air untuk tentara Ukraina.
Menurut empat sumber dari Amerika Serikat yang ikut menggelar investigasi pada Bloomberg, bukti sementara memperlihatkan, pesawat tertempat sistem persenjataan yang dikenal dengan nama SA-11 atau BUK.
Senjata yang terlontar dari darat ke udara ini banyak ditemukan di bagian Eropa Timur, baik digunakan oleh militer Rusia maupun Ukraina. Senjata yang bisa ditanam dalam tank ini bisa mengeai target dalam radius 72.000 kaki (22.000 meter).