kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ukraina Desak Kanada Tidak Menyerahkan Turbin Gas ke Rusia


Jumat, 08 Juli 2022 / 13:23 WIB
Ukraina Desak Kanada Tidak Menyerahkan Turbin Gas ke Rusia
ILUSTRASI. Perusahaan gas Rusia, Gazprom


Reporter: Ignatia Ivani | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ukraina menentang rencana Kanada yang berniat menyerahkan turbin gas ke Gazprom, perusahaan yang dikendalikan Rusia. Padahal, turbin tersebut akan digunakan untuk pasokan gas alam ke Jerman.

Menteri Energi Ukraina German Galushchenko Ukraina mengungkapkan, langkah Kanada tersebut bertentangan dengan sanksi yang diberikan negara Barat kepada Rusia.

Sebelumnya, Gazprom memang memangkas kapasitas di sepanjang pipa Nord Stream 1 menjadi hanya 40% dari level bulan lalu. Dengan alasan, keterlambatan pengembalian peralatan yang dilayani oleh Siemens Energy Jerman di Kanada.

"Sanksi itu melarang pemindahan peralatan apa pun yang terkait dengan gas," kata sumber kementerian energi Ukraina kepada Reuters Kamis (7/7).

Baca Juga: Putin: Barat Ingin Kalahkan Rusia di Medan Perang? Biarkan Mereka Mencoba

Lebih lanjut, pihak Kementerian Energi Ukraina mengatakan "Jika keputusan ini disetujui, kami pasti akan menghimbau rekan-rekan Eropa kami untuk meninjau kembali pendekatan yang dilakukan. Dan apabila negara-negara tidak mengikuti keputusan yang telah mereka sepakati terkait sanksi. Bagaimana kita bisa berbicara tentang solidaritas?"

Sebaliknya, pertanyaan tersebut tidak direspon positif oleh berbagai negara. Misalnya Kementerian Sumber Daya Alam Kanada enggan untuk menanggapi hal tersebut. Begitu pun Kementerian ekonomi dan luar negeri Jerman yang juga bungkam untuk mengomentarinya.

Keputusan pengembalian turbin telah disepakati. Pasalnya, Kanada dan Jerman tidak ingin turbin menjadi alasan bagi Rusia untuk memotong pasokan gas melalui pipa Nord Stream 1.

Padahal, Rusia masih memiliki kapasitas lebih dari cukup melalui rute transitnya untuk mempertahankan pasokan tanpa turbin yang berlokasi di Kanada.

“Ada tujuh turbin, ini hanya satu, dan yang sekarang beroperasi cukup untuk kapasitas penuh,” kata Galushchenko.

Baca Juga: Mantan Pendana Menteri Jepang Shinzo Abe Ditembak

Imbasnya Moskow ikut dituduh Ukraina dalam penggunaan pasokan gas alam sebagai senjata untuk menekan sekutu Eropa Kyiv. Guna mengurangi dukungan mereka untuk Ukraina yang telah menangkis invasi Rusia 24 Februari.

Tidak sampai di situ, Komunitas besar Ukraina di Kanada juga telah melobi pemerintah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau untuk tidak mengembalikan turbin ke Rusia.

Ke depannya, akan lebih banyak sanksi yang dijatuhkan. Hal ini telah berulang kali diserukan oleh pihak Ukraina.

"Jika Kanada tetap menyerahkan turbin, terlepas dari apakah itu ke Gazprom atau ke Jerman dalam pengembaliannya. Ini akan menjadi contoh dari dua negara G7 yang menghindari sanksi yang dikenakan terhadap Rusia," katanya.




TERBARU

[X]
×