Sumber: NBC News | Editor: Djumyati P.
OSLO. c untuk upayanya mempromosikan perdamaian dan demokrasi di Eropa, terutama waktu negara-negara Eropa berada di tengah krisis besar di tahun 1950.
Menurut Thorbjoern Jagland Nobel Committee Chairman, penghargaan ini diberikan kepada 27 negara karena mereka selama lebih dari 6 dekade berkontribusi untuk perdamaian dan rekonsiliasi, demokrasi dan ham asasi manusia di Eropa.
Komite Nobel ini juga memuji Uni Eropa bukan hanya sudah membangun kembali negaranya setelah hancur akibat Perang Dunia II, tapi juga karena perannya untuk menjaga stabilitas pada saat negara-negara komunis berjatuhan setelah hancurnya tembok Berlin 1989.
“Upaya stabilisasi ini sudah mendorong Eropa bertransformasi dari benua yang terkoyak menjadi benua yang damai,” tambah Jagland.
Mendengar pengumuman ini, Martin Schulz Presiden Parlemen Uni Eropa langsung bereaksi dalam twitternya. “EU adalah proyek yang unik yang sudah menggantikan perang dengan kedamaian, kebencian dengan solidaritas. Merasa sangat terhormat dengan kemenangan Nobel Perdamaian untuk Uni Eropa. Rekonsiliasi adalah kenapa Uni Eropa ada,” ungkapnya dalam tweeter.
Sementara itu beberapa negara Eropa menanggapi pengumuman ini dengan cemoohan. “Komite Nobel agak terlalu cepat untuk memberikan April fool’s joke. Selama 20 tahun hadiah ini mungkin bersifat menjilat tapi masih bisa dibenarkan. Tapi hari ini benar-benar luar biasa,” tutur Martin Callanan Pemimpin Euroscpetic Conservatives and Reformist Party kepada Reuters.
“Mungkin hadiah ini untuk kedamaian dan harmoni di jalan-jalan di Athena dan Madrid,” tambahnya dengan sarkastik. Dalam beberapa tahun ini perekonomian Eropa memang dilanda krisis dan harus menjalankan program penghematan yang kadang memercikkan kerusuhan di beberapa negara Eropa.
“Kebijakan Uni Eropa sudah membawa kondisi krisis finansial makin buruk dan mulai menjadi kerusuhan sosial yang belum pernah kami saksikan sebelumnya,” tutur Callanan.