Reporter: Dyah Megasari |
Uni Eropa mengultimatum Google agar secepatnya mengubah cara penghimpunan informasi pribadi untuk menjaga privasi para pengguna.
Sejak Maret lalu, Google menggabungkan data dari beberapa situs internet seperti YouTube dan G-mail agar iklan lebih tetap sasaran. Namun Uni Eropa menilai cara tersebut tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dan meminta perusahaan internet Amerika Serikat (AS) itu untuk segera mengubahnya.
"Google mempunyai waktu selama beberapa bulan, tiga atau empat bulan, untuk mematuhi peraturan. Bila Google tidak bertindak, kami akan masuk tahap penuntutan," kata Isabelle Falque-Pierrotin, presiden CNIL, regulator perlindungan privasi data Prancis yang memimpin penyelidikan.
Menurutnya, bila Google gagal memenuhi tuntutan itu maka pihak berwenang di sejumlah negara bisa menempuh jalur hukum.
Google harus jujur
CNIL memimpin investigasi tentang kebijakan Google mengumpulkan data. CNIL memperoleh informasi dari badan-badan data di 27 negara anggota Uni Eropa dan hari ini hasil penyelidikan diumumkan.
Google juga diminta memberikan informasi lebih jelas mengenai data yang dikumpulkan dan peruntukannya.
Menanggapi pernyataan CNIL, Google menegaskan kebijakan barunya sudah sesuai dengan peraturan Uni Eropa.
"Kebijakan privasi baru kami menunjukkan komitmen terus-menerus untuk melindungi data pengguna dan menciptakan produk berkualitas. Kami percaya kebijakan privasi kami mematuhi undang-undang Eropa," kata Google dalam pernyataan yang dikeluarkan Selasa 16 Oktober.
Menurut seorang pakar privasi data Auke Haagsma dari Initiative for a Competitive Online Marketplace, banyak orang menggunakan produk Google tanpa menyadarinya.
Oleh karena itu, lanjutnya, adalah penting bagi Google untuk bersikap jujur kepada pengguna.