Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Para trader memperkirakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) menaikkan suku bunga lebih cepat. Hal tersebut didukung dari kenaikan upah di bulan Desember 2016. Kenaikan upah bisa mengerek optimisme bahwa target inflasi sebesar 2% bakal terwujud.
Data Pemerintah AS menyebutkan, penghasilan per jam di AS rata-rata naik 0,4% pada bulan lalu dibanding November 2016. Secara tahunan, upah tercatat naik 2,9%. Kenaikan upah ini merupakan yang tertinggi sejak Juni 2009. Kenaikan upah ini meredam melemahkan data nonfarm payroll.
"Kami menunggu pertumbuhan upah. Akhirnya kami melihatnya," ujar Jeffrey Cleveland, Kepala Ekonom Payden & Rygel seperti dikutip Reuters. Para trader menyebutkan, probabilitas kenaikan suku bunga The Fed dilakukan pada pertemuan Juni 2017 sebanyak 0,75%-1% sebanyak 67%.
Probabilitas seperti dihimpun FedWatch CME Group ini meningkat dari perkiraan sebelumnya yakni 62%. Peluang The Fed menaikkan bunga menjadi 1%-1,25% pada Desember 2017 juga naik menjadi 72% dari semula 67%. Para trader beranggapan, ekonomi bisa membaik jika The Fed mulai menormalkan suku bunga.
Tapi sepertinya data tenaga kerja pada Desember 2016 tidak cukup kuat mengubah pandangan bahwa The Fed akan menaikkan bunga dua kali di tahun 2017. Menanti langkah Trump The Fed dan investor justru menunggu rincian stimulus fiskal yang akan dikeluarkan Presiden AS terpilih Donald Trump dan anggota parlemen AS.
"Ini bukan berarti The Fed di balik kenaikan kurva dan mereka harus menaikkan suku bunga lebih cepat," ujar Cleveland.
Data tenaga kerja AS sendiri masih mengecewakan. Bulan lalu, pebisnis di AS hanya menambah jumlah pekerjaan sebanyak 156.000. Angka tersebut jauh lebih rendah dari November 2016 sebanyak 204.000. Data tersebut juga lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan 175.000 pekerjaan.
Tingkat pengangguran juga naik tipis dari bulan sebelumnya menjadi 4,7% pada Desember 2016. Trump berjanji akan menambah 25 juta pekerjaan selama 10 tahun. Sepanjang tahun lalu, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat menyebutkan, pertumbuhan pekerjaan sebanyak 2,2 juta, turun dari 2015 sebanyak 2,7 juta pekerjaan.
Luke Bartholomew, Manajer Investasi Aberdeen Asset Management seperti dikutip BBC bilang, pertumbuhan pekerjaan dan pertumbuhan upah, cukup baik. Tapi satu-satunya yang ditunggu pasar adalah apa kebijakan yang bisa dilakukan oleh Trump.
Trump menargetkan bisa menciptakan 25 juta lapangan pekerjaan selama 10 tahun mendatang.