Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - LONDON. Layanan Pos Amerika Serikat (USPS) menindak distributor vape tak terdaftar yang menggunakan layanannya untuk pengiriman. Langkah ini menjadi pukulan besar bagi industri vape bernilai miliaran dolar yang telah menggerus penjualan perusahaan rokok besar dalam negeri.
Sebelumnya, USPS mengirim pemberitahuan kepada Demand Vape, distributor besar yang berbasis di New York. USPS melarang mereka menggunakan layanan USPS setelah Departemen Hukum Kota New York memberikan bukti bahwa pengiriman mereka melanggar hukum.
Tindakan ini berpotensi menguntungkan raksasa tembakau seperti Altria dan British American Tobacco, yang selama ini menghadapi persaingan ketat dari produk vape tak terdaftar, sebagian besar berasal dari China.
Baca Juga: Tanpa Denda, Singapura Ajak Warga Buang Vape Lewat Program “Bin the Vape”
Sejatinya, USPS telah mencabut izin pengiriman khusus (mailing exception) Demand Vape pada bulan lalu, setelah menerima bukti bahwa perusahaan mengirimkan vape yang tidak memiliki izin FDA dan melanggar larangan rasa tertentu di wilayah lokal. Dalam surat tertanggal 15 Juli, USPS menulis:
“Kantor Buffalo BME Anda tidak akan menerima paket apa pun dari Demand Vape yang berisi produk ENDS,” merujuk pada sistem pengiriman nikotin elektronik — istilah lain untuk vape.
Demand Vape menyatakan mereka mematuhi hukum yang berlaku dan sedang menggugat pencabutan izin tersebut. Mereka menambahkan industri ini beroperasi dalam zona abu-abu regulasi, karena hanya sebagian kecil produk yang disetujui FDA dan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen.
“Kami menolak segala karakterisasi yang menggambarkan Demand Vape sebagai bisnis yang tidak transparan atau tidak sah. Kami adalah bisnis yang sah dan bereputasi baik,” demikian pernyataan mereka.
USPS tidak memberikan komentar ketika dimintai tanggapan oleh Reuters.
Hingga saat ini, FDA baru menyetujui 39 produk rokok elektrik. Namun, perangkat yang tidak mendapat izin masih tersebar luas karena penegakan hukum yang belum optimal.
Berdasarkan undang-undang 2021, USPS dilarang mengirimkan vape langsung ke konsumen, baik secara domestik maupun internasional, kecuali dalam situasi terbatas misalnya, antar bisnis dengan izin pengiriman khusus dan pengiriman harus sesuai dengan hukum lokal dan federal.
Sejumlah perusahaan pengiriman besar lainnya seperti FedEx menolak mengirimkan vape, sementara DHL hanya melayani pengiriman bisnis dengan persetujuan sebelumnya.
Baca Juga: Pemerintah Diminta Diskusi dan Riset Bareng Soal Vape dan Tembakau Alternatif
Menurut Eric Proshansky, wakil kepala divisi litigasi Kota New York, USPS telah membagikan daftar perusahaan vape yang memiliki izin pengiriman kepada pemerintah kota agar dapat dikaji dan ditindak jika perlu. Ini bisa semakin membatasi saluran pengiriman bagi pelaku industri vape tak resmi.
Menurut British American Tobacco (BAT), nilai pasar vape tak terdaftar mencapai sekitar 6 miliar poundsterling (US$8,05 miliar) tahun lalu. Namun industri ini kini menghadapi tekanan berat:
Tarif impor baru dan penyitaan di pelabuhan di AS telah membatasi impor vape ilegal.
FDA mengirimkan surat peringatan kepada 24 distributor AS pada Mei lalu sebagai bagian dari pengetatan regulasi.
"Langkah-langkah ini menyebabkan stok kosong di toko-toko vape," kata Tony Abboud, direktur eksekutif Vapor Technology Association, yang mewakili perusahaan termasuk Demand Vape. Dia menambahkan, pencabutan izin pengiriman USPS akan memperparah kondisi bisnis vape di AS.
Demand Vape sendiri, menurut dokumen pengadilan dari gugatan Kota New York tahun 2024, menjual ke sekitar 5.000 toko ritel di 49 negara bagian.
Bukti yang diberikan oleh pengacara kota kepada USPS termasuk salinan faktur penjualan produk vape ilegal, termasuk merek-merek yang telah secara spesifik dilarang oleh FDA.