Reporter: Dessy Rosalina, Bloomberg | Editor: Johana K.
SINGAPURA. Para pengembang proyek properti China tercatat membukukan rekor utang terbesar di Hongkong. Banyak developer asal negeri tirai bambu yang memanfaatkan suku bunga rendah yang berlaku di Hongkong. Selain itu, developer China mengais utang Hong Kong lantaran pengetatan kredit properti di China untuk mencegah terjadinya overheating.
Sekedar catatan, China mematok suku bunga pinjaman properti pada 5.2% saban tahunnya. Sementara, bunga kredit yang berlaku Hongkong saat ini berada pada level terendah sejak 2004 silam.
Ambil contoh, China Overseas Land & Investment Ltd yang baru saja mendapat kucuran kredit sebesar HK$ 8 miliar atau US$ 1.03 miliar pada Februari lalu, dengan bunga 1.45%. "Pengembang properti memang harus mengambil langkah untuk bertahan di tengah kondisi market yang kompetitif," ujar Bryan Lee,analis Credit Agricole CIB di Hong Kong. Tak heran, mereka mencari kredit dengan biaya serendah mungkin.
Hingga saat ini, besaran kredit yang dipinjam developer China dari Hongkong mencapai HK$ 37.3 miliar. Nilai pinjaman ini terbesar sejak 1999. Berdasar data yang dihimpun Bloomberg, pada periode yang sama di 2009, nilainya hanya HK$ 3 miliar.
Beberapa pinjaman yang terjadi di 2010 yakni China Resources Land Ltd pada 30 April kemarin, sebesar HK$ 6.2 miliar. Ada juga Agile Property Holdings Ltd, pengembang di 20 kota di China, yang memperoleh pinjaman US$ 125 juta dari Bank of America Corp unit Hongkong.
Yang terbaru adalah milyuner Xu Rongmao, pemilik Shimao Property Holdings Ltd. Dia sedang mencari pinjaman sebesar $ 400 juta dari HSBC Holdings Plc unit Hongkong ataupun Standard Chartered Plc.
Lee juga mengungkapkan, banyak developer mencari kredit di sini, karena pasar kredit sindikasi di Hong Kong likuiditasnya tinggi dan bunga kompetitif.