Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
BEIJING. Tingkat ekspor China kembali turun untuk bulan kelima pada November 2015 lalu. Kondisi serupa juga terlihat pada tingkat impor China yang penurunannya mencapai rekor selama 13 bulan lamanya.
Berdasarkan data yang dirilis pemerintah China, tingkat pengiriman barang ke luar negeri mengalami penurunan sebesar 6,8% pada November dalam perhitungan dollar dibanding tahun sebelumnya. Pada Oktober lalu, tingkat ekspor China turun 6,9%.
Sebagai perbandingan, nilai tengah estimasi analis meramal penurunan sebesar 5% pada tingkat ekspor.
Sementara, tingkat impor China mencatatkan penurunan sebesar 8,7%. Alhasil, surplus neraca perdagangan China pada November sebesar US$ 54,1 miliar.
Perdagangan yang melempem ditambah dengan melambatnya pembangunan konstruksi perumahan, maka pemerintah China harus mengambil kebijakan baru untuk menggairahkan kembali perekonomian.
Sepertinya, langkah pemangkasan suku bunga acuan selama enam kali berturut-turut dan meningkatkan anggaran belanja fiskal belum cukup untuk mendongkrak performa ekonomi China.
Perlambatan tingkat impor juga menyeret perekonomian negara lain.
"Permintaan global masih sangat rendah, sama seperti perekonomian domestik China. Kita masih akan mengalami perdagangan yang minim tahun dengan dengan surplus neraca perdagangan yang cukup besar," papar Hu Yuexiao, Ekonom Shanghai Securities Co.
Pendapat senada diungkapkan oleh Zhu Qibing, Analis China Minzu Securities Co. Dia bilang, secara umum, kondisi perekonomian China masih lemah.
"Kecuali konsumsi, kita belum akan melihat adanya peningkatan dari data lain yang akan dirilis bulan ini," jelas Qibing.
Sekadar tambahan informasi, Shanghai Composite Index tergerus 1,3% pada pukul 11.48 waktu setempat. Posisi yuan juga tampak melemah.