kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Warga China semakin gemar kredit mobil


Minggu, 04 September 2016 / 17:39 WIB
Warga China semakin gemar kredit mobil


Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara | Editor: Adi Wikanto

Shanghai. Keterbukaan ekonomi China tidak hanya tergambar dari kebijakan makro yang dibuat pemerintah, tetapi juga tecermin dari peningkatan kredit konsumsi oleh rumah tangga, terutama kredit kendaraan bermotor. Padahal, selama ini masyarakat China diketahui lebih senang menabung dan enggan berutang.

Pemerintah China menyambut baik pergeseran kebiasaan konsumsi masyarakat China ini. Menurut pemberitaan Reuters, pemerintah menginginkan masyarakat untuk mengambil lebih banyak pinjaman dan mengonsumsi lebih banyak untuk turut serta mendorong laju ekonomi yang selama ini sangat bergantung pada industri berat dan berbasis investasi.

Berdasarkan hasil wawancara Reuters kepada enam konsumer beberapa hal yang menarik masyarakat untuk mengambil kredit kendaraan bermotor adalah biaya yang rendah, penawaran bebas bunga, dan juga keinginan menggunakan tabungan mereka untuk keperluan lain.

Maka tak heran ketika tahun ini jumlah kredit kendaraan bermotor di China naik 22% selama tiga tahun terakhir. Analis Sanford C. Bernstein and Deloitte mencatat kini 30% pembelian mobil di China dilakukan secara kredit dibandingkan dengan tahun 2013 yang hanya 18%.

Peningkatan tersebut membantu pasar otomotif untuk kembali bergeliat setelah sebelumnya mengalami masa yang sulit pada 2015.

Meskipun jumlah tersebut masih kecil dibandingkan dengan kredit kendaraan mobil di Amerika Serikat yang berjumlah 80% dari total penjualan mobil, China diperkirakan akan mencatatkan 50% kredit kendaraan bermotor dari total penjualan mobilnya pada 2020.

Salah satu sales Volkswagen di Jiangsu, China Timur, Zhao memperkirakan setelah para pembuat mobil memberikan penawaran bunga yang rendah, sekitar 30% pembeli potensial yang sebelumnya cenderung untuk membayar tunai akan mengganti ke pembelian kredit.

Selama ini para pengusaha otomotif global kesulitan untuk mendorong tren penjualan yang lesu. Misalnya Volkswagen yang membuat pendanaan tambahan pada 2004, tetapi tertahan oleh peraturan yang tekat mengenai pinjaman dan sumber pendanaan.

Kini, seiring dengan relaksasi yang dilakukan pemerintah secara bertahap selama tujuh sampai delapan tahun belakangan jumlah kredit konsumsi kian tumbuh.

Anak usaha Mercedes, Daimler misalnya yang menyatakan lebih dari 30% pembelian mobilnya di China menggunakan kredit. Ia juga menyatakan pertumbuhan kredit bersih sampai akhir Juli sebesar 31%.

Setelah masa-masa tersulit di pasar otomotif China sejak 25 tahun lalu pada 2015, per Juli 2016 jumlah penjualan kendaraan meroket ke jumlah penjualan per bulan tercepat dalam periode tiga setengah tahun terakhir.

Dalam laporannya April lalu, Bernstein juga menyatakan selain pemangkasan pajak oleh pemerintah, peningkatan pembiayaan kendaraan juga menjadi salah satu penyebab membaiknya penjualan otomotif di China.

Beberapa pembuat mobil melaporkan dampak signifikan dari aktivitas pembiayaan ini terhadap laporan keuangan mereka di semester pertama 2016. Maka tidak heran ketika banyak perusahaan otomotif China yang terjun ke bisnis pembiayaan kendaraan sejak akhir tahun lalu. Hal tersebut ditandai dengan pembuatan perusahaan pembiayaan oleh Guangzhou Automobile Group dan Geely.

Produsen kendaraan terbesar di China, SAIC Motor Corp menyatakan arus kas operasional mereka turun 16,6 miliar yuan atau setara US$ 2,5 miliar dari periode yang sama tahun lalu seiring selisish uang tersebut dialihkan ke unit pembiayaan mereka untuk kredit konsumen.

Perusahaan lain yang mengalami hal serupa adalah Dongfeng Motor Group yang mencatat penurunan arus kas sebesar 3,6 miliar yuan yoy akibat peningkatan kredit dan piutang bisnis pembiayaan mereka.

Great Wall Motor yang membukukan peningkatan pendapatan bunga sebesar 10% dari pendanaan tambahan. Ada juga BYD yang didukung oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffet yang menyatakan bantuan pembiayaan sudah memberikan kontribusi terhadap total keuntungannya dengan 13,6% dari penjualannya terjadi melalui kredit.

Meski demikian, Managing Director Automotive Foresight, Yale Zhang menyatakan akan sulit melakukan kontrol risiko default di China. Pasalnya, belum ada sistem rating kredit yang dapat diandalkan untuk debitur individual jika dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Menurutnya, hal tersebut menjadikan sektor ini berisiko seperti ketika China melakukan skema yang sama untuk mendorong pertumbuhan penjualan kendaraan pada akhir 1990-an. Kurangnya kontrol risiko pada saat itu menybabkan besarnya jumlah default dan juga pengetatan aturan oleh pemerintah selama beberapa tahun pada pertengahan 2000-an.

Untuk itulah, raksasa e-commerce China, Alibaba melakukan kerja sama dengan China Yongda Automobile Services yang kemudian menggunakan big data untuk menjaga risiko ini salah satunya dengan menelusuri rekam jejak kredit konsumen. Fasilitas ini disebut sebagai instant automobike financing yang diklaim dapat mengurus pengajuan kredit dalam waktu 20 detik.

Mengutip pemberitaan Reuters, Bernstein menyatakan dalam laporannya April lalu mengenai apakah jumlah kredit bermasalah otomotif China masih akan rendah jika keadaan ekonomi makro berubah.

http://www.reuters.com/article/us-china-autos-loans-idUSKCN11A012




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×