Sumber: New York Times | Editor: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Warren Buffet membeli saham perusahaan gas Dominion Energy tahun ini membuat banyak orang heran. Di tengah pandemi, Buffett memutuskan untuk "unjuk gigi" dengan mengeluarkan investasi sebesar US$ 9.7 miliar pada saham perusahaan gas alam ini.
Dikabarkan, kali ini merupakan investasi Warren Buffet terbesar dalam kurun waktu 4 tahun terakhir.
Meskipun menghabiskan hampir US$ 10 miliar, nilai investasi kali ini bukanlah investasi Warren Buffet yang cukup besar di tahun ini. Buffet hanya membayar cash sekitar US$ 4 miliar dan sisanya sekitar US$ 6 miliar dalam utang.
Baca Juga: 4 Nasihat Warren Buffett tentang berinvestasi saat resesi, penasaran?
Mengakuisisi Dominion Energy memang bukan gebrakan yang hebat dari Warren Buffett, tapi banyak investor yang menyambut baik kembalinya orang terkaya kedua di dunia dalam kancah merger dan akuisisi (M&A).
Pembelian saham Dominion membuat banyak investor meragukan intuisi dari Warren Buffet kali ini. Para pengamat sepak terjang Warren Buffet menganggap ia sudah mulai kehilangan sentuhan "raja midas".
Andrew Weissman, CEO EBW Analytics Group kepada Barrons.com menyebut bahwa aset Dominion memang menguntungkan di tahun-tahun ini, tetapi tidak pada 2030 hingga 2040 mendatang. Ia menambahkan jika investasi yang Warren Buffett tanam di Dominion sia-sia, karena sistem perpipaan perusahaan ini akan segera usang. Namun apakah benar Buffet sudah "melemah"?
Dilansir dari The New York Times, ada beberapa faktor yang membuat Buffet memutuskan untuk membeli Dominion Energy dengan nominal yang cukup besar.
Baca Juga: Mengapa Warren Buffett tidak agresif saat pasar saham jatuh terpukul wabah corona?
Komitmen Dominion untuk lebih fokus dalam pengurangan penggunaan energi fosil, serta potensi ekonomi dari perusahaan gas alam ini lah, yang membuat Warren Buffet memutuskan untuk berbelanja saham.
Dengan memiliki setidaknya 7.700 mil lebih pipa transmisi dan penyimpanan gas alam, serta sekitar lebih dari 900 miliar kaki kubik, divisi energi dari Berkshire mengatakan jika asetnya meningkat dua kali lipat hingga 18 persen di bursa saham gas alam di U.S.