Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - OMAHA. Para investor saham pasti tahu penciuman tajam Chairman Berkshire Hathaway Warren Buffett dalam mengendus peluang investasi. Namun banyak pengamat merasa bingung pada langkah investor legendaris berusia 89 tahun itu yang tidak aktif sejak pandemi corona (Covid-19) menghantam pasar.
Alih-alih menuai keuntungan dari peluang tersembunyi yang diciptakan pandemi corona, seperti kutipan terkenal Buffett "bertindak serakah ketika orang lain takut" perintah, Berkshire tidak agresif dan menghasilkan kinerja yang sangat mengecewakan.
Perusahaan investasi milik Buffett ini mencatat kerugian bersih US$ 50 miliar selama kuartal pertama 2020. Berkshire juga hanya membeli saham senilai US$ 1,8 miliar selama kuartal pertama 2020.
Baca Juga: Cara Warren Buffett dan Masayoshi mengelola kerugian besar karena kesalahan investasi
Mengutip Korea Times, empat bulan sejak situasi wabah corona menjadi serius di Amerika Serikat (AS), perusahaan investasi Buffett tertinggal di belakang kinerja pasar karena mencatat penurunan 21%, sedangkan indeks S&P 500 tercatat minus 6,7%.
Buffett juga menjual seluruh saham di empat maskapai besar - American Airlines, Delta Air Lines, Southwest Airlines dan United Airlines pada bulan April 2020.
Keputusan itu dipertanyakan apakah Buffet menjualnya terlalu dini, karena saham maskapai penerbangan menunjukkan tren kenaikan pada bulan Juni 2020, meskipun ada fluktuasi.
Sebagai gantinya, perusahaan Buffet menimbun dana senilai US$ 137 miliar dalam bentuk tunai, tanpa melakukan investasi besar lagi.
Per 31 Maret 2020, portofolio Buffet senilai US$ 175 miliar, menurut data pengajuan Berkshire Hathaway terbaru ke bursa AS. Sebagian besar berfokus pada Apple, Bank of America, Coca-Cola dan American Express, di antara lusinan perusahaan lain mulai dari energi dan barang-barang konsumen hingga keuangan.
Baca Juga: Pasar saham loyo, perusahaan investasi Arab Saudi borong saham perusahaan besar AS