Sumber: Benzinga | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada tahun 2025, upah minimum federal di Amerika Serikat (AS) masih bertahan di angka US$ 7,25 per jam, sama seperti sejak 2009.
Meskipun beberapa negara bagian telah menaikkan upah minimum secara mandiri, jutaan pekerja masih berjuang memenuhi kebutuhan hidup meskipun bekerja penuh waktu.
Pandangan Warren Buffett mengenai isu ini masih relevan hingga kini. Dalam wawancara dengan CNN pada tahun 2016, tak lama setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden, Buffett menyoroti kesenjangan pendapatan serta upaya yang perlu dilakukan agar pekerja penuh waktu tidak hidup dalam kemiskinan.
Baca Juga: Warren Buffett Timbun Uang Tunai Lebih Banyak dari Sebelumnya, Ada Pertanda Buruk?
Sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Buffett menegaskan bahwa pekerjaan penuh waktu seharusnya memberikan stabilitas keuangan. Ia menyampaikan pendapatnya dengan jelas dalam wawancara tersebut:
"Kita harus memastikan bahwa di negara yang sangat kaya, siapa pun yang bersedia bekerja 40 jam seminggu akan mendapatkan kehidupan yang layak," ujar Buffett.
Buffett berpendapat bahwa pekerja yang bekerja keras seharusnya mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, dan kehidupan yang layak. Namun, kenyataannya, pada 2025, kesenjangan antara pekerja biasa dan mereka yang sangat kaya masih tetap besar.
Baca Juga: 4 Tips Jitu Mengelola Keuangan ala Warren Buffett, Orang Terkaya dari Saham
Banyak orang masih harus bekerja di beberapa pekerjaan untuk sekadar bertahan hidup.
Upah Minimum Bukan Solusi Tunggal
Dalam berbagai kesempatan, Buffett ditanya apakah solusi terbaik adalah menaikkan upah minimum. Namun, ia mengakui bahwa pertanyaan tersebut tidak memiliki jawaban yang mudah.
"Itu pertanyaan tersulit yang pernah saya terima karena saya tidak tahu jawabannya," ungkapnya dalam wawancara tahun 2016.
Buffett mendukung upah yang lebih tinggi, tetapi ia juga khawatir terhadap konsekuensi yang mungkin timbul. Menurutnya, jika bisnis diharuskan membayar US$ 15 per jam di banyak industri, kemungkinan besar jumlah pekerja yang dipekerjakan akan berkurang.
Baca Juga: Orang Miskin Susah Jadi Orang Kaya, Ini Alasannya Menurut Warren Buffett
"Jika Anda memberi tahu saya bahwa saya harus menjalankan bisnis yang membayar US$ 15 per jam di banyak industri, saya akan mempekerjakan lebih sedikit orang daripada sebelumnya," jelasnya.
"Saya tidak ingin mempekerjakan lebih sedikit orang; saya hanya ingin orang itu menghasilkan US$ 15 per jam," tuturnya.
Pendapat Buffett mencerminkan dilema ekonomi klasik: upah yang lebih tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja, tetapi juga berpotensi mengurangi jumlah lapangan pekerjaan jika bisnis menekan biaya operasional dengan mengurangi tenaga kerja.
Baca Juga: Orang Miskin Susah Jadi Orang Kaya? Warren Buffett Beberkan Penyebabnya
Debat mengenai upah minimum terus berlanjut di AS, sementara jutaan pekerja masih berjuang untuk mendapatkan kehidupan yang layak meskipun bekerja penuh waktu.