Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
AFRIKA SELATAN. Virus Ebola kini semakin menjadi momok yang menakutkan di Afrika Selatan. Menurut Kepala World Health Organization (WHO) Margaret Chan, penyebaran virus ini lebih cepat ketimbang upaya untuk mengontrolnya. Dalam pertemuannya dengan pimpinan regional, Chan menyatakan bahwa kegagalan dalam menangani Ebola dapat menjadi katastropik dalam hal kematian.
Namun, dia menegaskan, virus yang sudah menewaskan 728 jiwa di Guinea, Liberia, dan Sierra Leone sejak Februari itu, dapat dihentikan jika ditangani dengan benar.
Sekadar informasi, Ebola menewaskan hampir 90% mereka yang mengidapnya.
Penyebarannya terjadi lewat kontak dengan darah penyandang Ebola, cairan tubuh, organ-organ lainnya, atau lingkungan yang terkontaminasi. Pasien bisa memiliki kesempatan hidup jika mendapatkan perawatan sejak awal.
Berawal dari gejala flu biasa, dapat menyebabkan pendarahan eksternal dari mata dan gusi, dan pendarahan internal yang dapat menyebabkan kegagalan organ.
Sebuah lembaga swadaya masyarakat AS menyatakan akan memulangkan dua staf mereka yang terjangkit virus Ebola di Liberia. Mereka dipercaya menjadi pasien Ebola pertama yang akan dirawat di AS. Akibat virus ini, ratusan pasukan perdamaian AS sudah dievakuasli dari negara Afrika Barat ini.
Secara terpisah, Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa delegasi dari negara-negara yang terjangkit virus Ebola yang dijadwalkan menghadiri konferensi AS-Afrika di Washington pekan depan akan di screening.
"Rekan-rekan yang datang dari sejumlah negara yang terinfeksi, meskipun memiliki risiko kecil, kami akan memastikan akan melakukan screening," jelas Obama.