kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.777   18,00   0,11%
  • IDX 7.487   7,88   0,11%
  • KOMPAS100 1.159   4,22   0,37%
  • LQ45 919   5,86   0,64%
  • ISSI 226   -0,48   -0,21%
  • IDX30 474   3,57   0,76%
  • IDXHIDIV20 571   3,72   0,66%
  • IDX80 132   0,67   0,51%
  • IDXV30 140   1,16   0,83%
  • IDXQ30 158   0,67   0,43%

Yellen Sebut Anggota G7 Prihatin Soal Pemaksaan Hubungan Ekonomi yang Dilakukan China


Jumat, 12 Mei 2023 / 18:13 WIB
Yellen Sebut Anggota G7 Prihatin Soal Pemaksaan Hubungan Ekonomi yang Dilakukan China
ILUSTRASI. Menkeu AS Janet Yellen Sebut Anggota G7 Prihatin Soal Pemaksaan Hubungan Ekonomi yang Dilakukan China.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  NIIGATA. Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen pada Kamis (11/5), mengatakan banyak anggota Group of Seven (G7) atau negara ekonomi maju memiliki keprihatinan yang sama tentang adanya perilaku pemaksaan hubungan ekonomi oleh China terhadap negara-negara lain. Yellen sedang mempertimbangkan cara melawan perilaku tersebut.

Melansir Reuters, Kamis (11/5), Yellen mengatakan AS telah lama mempertimbangkan kemungkinan untuk memberlakukan pembatasan lebih lanjut kepada China terkait hubungan perekonomian. Dia mengaku telah mendiskusikan prospek tersebut dengan para sekutu G7.

Yellen mengatakan bahwa pemerintah AS telah mendiskusikan kemungkinan tersebut secara internal selama beberapa waktu, tetapi belum menyelesaikan langkah pendekatannya. 

Baca Juga: Penggunaan Yuan China Kian Meningkat Secara Global, Dedolarisasi Semakin Nyata?

Dia menyampaikan pemerintahan Presiden AS Joe Biden juga telah berkomitmen untuk membahas masalah tersebut dengan para mitra dan negara lain. China menjadi perhatian utama para Menteri Keuangan G7 saat mereka bertemu di Niigata, Jepang. 

Adapun Menteri Keuangan Jepang berupaya untuk mendiversifikasi rantai pasokan dan mengurangi ketergantungan mereka yang sangat besar terhadap China.

Para anggota parlemen AS telah mendorong pemerintah untuk meningkatkan pengawasan terkait investasi oleh perusahaan dan individu asal AS di negara lain, terutama China. Pertimbangannya karena kekhawatiran atas masalah keamanan nasional dan rantai pasokan. 

Yellen menerangkan anggota parlemen AS telah mendesak Presiden Joe Biden untuk mengeluarkan perintah khusus untuk mengatasi permasalahan tersebut.

"Kami telah melakukan diskusi dengan rekan-rekan G7. Saya berharap bahwa permasalahan itu akan melanjutkan pertemuan-pertemuan kami, setidaknya dengan cara yang tidak resmi," kata Yellen.

Baca Juga: Peringatan JPMorgan: Kebuntuan Soal Plafon Utang Dapat Menyebabkan Kepanikan

Seperti diketahui Amerika Serikat telah memiliki komitmen yang kuat untuk melindungi keamanan nasional mereka, di antaranya meninjau investasi masuk dan melalui kontrol ekspor. Yellen menerangkan beberapa pembatasan pada investasi keluar juga akan menjadi pelengkap dari hal tersebut.

"Menurut saya, kebijakan khusus itu harus difokuskan pada keamanan nasional. Tentu hal itu tidak difokuskan untuk melemahkan daya saing ekonomi China atau kemampuan mereka untuk maju dari sisi ekonomi," tambahnya.

Yellen mengatakan bahwa G7 yang terdiri dari AS, Jepang, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Kanada, serta Uni Eropa juga akan terus bekerja untuk mengurangi risiko-risiko geostrategis dan melawan paksaan ekonomi. Pernyataan itu disampaikan Yellen sebagai bentuk komitmen AS untuk melawan tindakan-tindakan Cina yang berupaya mendominasi para kompetitor asing.

Baca Juga: Partai Republik Menentang Setelah Biden Gelar Rapat untuk Bahas Plafon Utang AS

Dia juga sempat mengatakan kepada wartawan pada bulan lalu bahwa China telah jelas menggunakan pemaksaan ekonomi dengan Australia dan Lithuania. Dia pun menyebut hal itu menjadi masalah yang harus menjadi perhatian semua pihak. 


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×