Sumber: money.cnn | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
WASHINGTON. Populasi miliarder dunia mengalami tekanan pada tahun lalu. Berdasarkan laporan yang dirilis Wealth-X, populasi miliarder melorot 3,1% dari posisi rekor tertingginya di 2015. Ini merupakan penurunan tahunan pertama sejak krisis finansial terjadi.
Di sepanjang tahun lalu, setidaknya terdapat 2.397 orang yang masuk ke dalam klub miliarder global, dengan nilai total kekayaan mencapai US$ 7,4 triliun.
Kawasan yang mengalami penurunan paling dalam adalah Asia Pasifik, yakni sebesar 7%.
Sementara, Hong Kong yang merupakan hub finansial utama di kawasan Asia, mengalami tekanan paling dalam dengan penurunan sebesar 19%.
Sedangkan di Rusia, jumlah miliarder turun sebesar 15%.
Namun tahun lalu menjadi tahun yang cukup baik bagi sejumlah orang tajir dunia. Di Amerika, misalnya, jumlah miliarder naik 2%.
Amerika memang mencatatkan kenaikan terbesar di kawasan dengan mencatatkan kenaikan jumlah miliarder sebesar 6%, akibat melonjaknya pasar saham dan penguatan dollar. Adapun total nilai kekayaan miliarder Amerika mencapai US$ 2,6 triliun.
Di sisi lain, Timur Tengah juga mengalami kenaikan jumlah miliarder seiring stabilnya harga minyak setelah tertekan di awal tahun. Populasi miliarder Timur Tengah naik 1,8% pada tahun lalu.
"Pulihnya harga minyak yang moderat mendongkrak performa perusahaan minyak milik swasta maupun pemerintah di kawasan tersebut," jelas Maya Imberg, director Wealth-X's custom research team.
Setelah Amerika, sejumlah negara dunia lain yang banyak mencetak miliarder antara lain: China, Jerman, Rusia, dan Inggris.
