kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,79   -11,72   -1.25%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Juli, perdagangan China dengan AS masih surplus US$ 161,63 miliar


Rabu, 08 Agustus 2018 / 16:06 WIB
Hingga Juli, perdagangan China dengan AS masih surplus US$ 161,63 miliar
ILUSTRASI. Perekonomian - ekspor impor China


Reporter: Grace Olivia | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Di tengah tensi perang dagang dengan Amerika Serikat (AS), China rupanya masih mencatat pertumbuhan ekspor ke Negeri Paman Sam tersebut. Dalam periode Januari hingga Juli 2018, ekspor China ke AS tercatat naik 13,3 % secara tahunan (yoy).

Dalam periode tersebut, surplus dagang China dengan AS naik menjadi US$ 161,63 miliar, dibandingkan dengan sekitar US$ 142,75 miliar pada periode yang sama di tahun lalu. Sementara, untuk bulan Juli sendiri, China juga masih mencatatkan surplus perdagangan senilai US$ 28,09 miliar.

Angka ini memang turun jika dibandingkan dengan surplus dagang pada bulan Juni yang menyentuh US$ 28,93 miliar.

Namun, surplus dagang dengan AS ternyata jauh lebih tinggi ketimbang surplus dagang China keseluruhan sepanjang Juli lalu yang tercatat senilai US$ 28,05 miliar. Ini menunjukkan bahwa sejatinya China mengalami defisit dengan seluruh mitra dagangnya di dunia, kecuali AS.

Adapun, ekspor China secara keseluruhan di bulan Juli mengalami kenaikan 12,2% yoy, melebihi perkiraan analis berdasarkan jajak pendapat Reuters sebesar 10% yoy. Angka pertumbuhan ekspor China di bulan Juli juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 11,2% yoy.

Pelemahan nilai tukar yuan yang sempat jatuh ke level terendah dalam kurun April-Juli lalu diperkirakan menjadi faktor pendorong meningkatnya ekspor China sepanjang bulan Juli. Namun, analis menilai neraca dagang China masih akan terancam di bulan-bulan selanjutnya seiring dengan penerapan tarif impor yang mulai efektif dan bertambah besar.

Ekonom Senior China dari Capital Economic's Julian Evans-Pritchard berpendapat, pelemahan yuan memang berkontribusi untuk menangkis dampak langsung dari tarif impor AS terhadap barang-barang China.

"Ke depan, kami memperkirakan pertumbuhan ekspor akan mendingin dalam beberapa bulan mendatang. Selain karena tarif impor, potensi penurunan ekspor terutama akan mencerminkan pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat," ujar Julian, seperti dikutip Reuters, Rabu (8/8).




TERBARU

[X]
×