Reporter: Agung Jatmiko | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - CARACAS. Krisis ekonomi yang telah menghantui Venezuela seakan tak pernah berakhir, bahkan diramalkan semakin memburuk. Sepanjang kuartal I-2018, harga-harga barang di Venezuela naik hingga 494%. Angka ini dirilis oleh Majelis Nasional, yang merupakan pihak oposisi pemerintahan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Mengutip Reuters, Rabu (11/4), Venezuela semakin terjerembab dalam kubang krisis besar, dengan jutaan orang menderita kekurangan makanan, hiperinflasi dan nilai mata uang yang kian melemah signifikan setiap hari. Inflasi tahunan selama 12 bulan terakhir, menurut Majelis Nasional, mencapai 8.900%. Bank sentral negara Venezuela bahkan tidak mempublikasikan data inflasi selama lebih dari dua tahun.
Namun, bank sentral menerbitkan data suplai uang, jumlah uang tunai, dengan pengecekan, jumlah tabungan dan simpanan lainnya, yang dikatakan telah meningkat lebih dari 2.900% dalam 12 bulan terakhir. Peningkatan yang tidak diiringi peningkatan pasokan barang dan jasa, adalah penyebab inflasi.
Presiden Maduro menyalahkan masalah pada perang ekonomi yang dilancarkan terhadap Venezuela oleh Amerika Serikat (AS), oposisi dan perusahaan-perusahaan swasta.
Pada bulan Juni, pemerintah Venezuela akan melakukan redenominasi terhadap mata uangnya, Bolivar. Venezuela akan memangkas tiga nol atau 1:1.000 meskipun tidak akan ada perubahan nilainya. Mata uang ini merosot lebih dari 99% terhadap dolar AS sejak Maduro berkuasa pada 2013.