kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Balas dendam, Brasil usir diplomat Venezuela


Rabu, 27 Desember 2017 / 12:39 WIB
Balas dendam, Brasil usir diplomat Venezuela


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BRASIL. Brasil mendeklarasikan diplomat Venezuela paling senior di Brasil, Gerardo Delgado, sebagai persona non grata.

Langkah tersebut dilakukan selang beberapa hari setelah Venezuela mengusir duta besar Brazil untuk Caracas, Ruy Pereira.

Dalam penjelasannya, Venezuela mengatakan bahwa Brasil telah bertindak ilegal dalam memberhentikan mantan presiden sayap kirinya, Dilma Rousseff.

Pada Sabtu, Venezuela juga mengusir kuasa usaha tetap (charge d'affaires) Kanada, dengan tuduhan mencampuri urusan dalam negeri Venezuela.

Aksi ini dibalas kementerian luar negeri Kanada pada Senin (25/12), dengan mengumumkan bahwa duta besar Wilmer Barrientos Fernández, yang sudah berada di luar negeri, tidak akan diizinkan untuk kembali.

Kuasa usaha tetap Venezuela, Ángel Herrera, juga diminta untuk pergi.

Kudeta sayap kanan

Hubungan Venezuela dengan Brasil telah memburuk sejak Presiden Michel Temer mulai menjabat tahun lalu, menyusul pemecatan Rousseff oleh Kongres atas penyimpangan fiskal.

Presiden Nicolás Maduro menggambarkan pemakzulan Rousseff sebagai "kudeta sayap kanan".

Kepala Majelis Konstituante Venezuela yang berkuasa, Delcy Rodriguez, mengatakan pada Sabtu bahwa hubungan diplomatik dengan Brasil tidak akan dipulihkan sampai pemerintah mengembalikan tatanan konstitusional yang telah rusak secara efektif.

Sedangkan pemerintah Brasil mengatakan, tindakan tersebut menunjukkan sekali lagi sifat otoriter pemerintahan Presiden Maduro.

Brasil dan Kanada sama-sama menjadi kritikus yang sangat vokal bagi Maduro.

Mereka menuduh pemerintah sosialisnya melecehkan oposisi dan melanggar hak asasi manusia.

Kanada memberlakukan sanksi terhadap pejabat senior Venezuela beberapa bulan yang lalu.

Kanada dan Brasil termasuk di antara banyak negara yang mengkritik keputusan Maduro untuk membentuk Majelis Konstituante, yang secara efektif menggantikan Majelis Nasional yang dikuasai oposisi.

Pengumuman tersebut memicu demonstrasi di jalan raya, yang menewaskan lebih dari 120 orang dalam empat bulan.

Pihak oposisi memboikot jajak pendapat tersebut pada bulan Juli dan juga mengadakan referendum tidak resmi di mana mereka mengatakan bahwa lebih dari tujuh juta orang Venezuela telah memilih menentang majelis konstituante.

Masa enam tahun Maduro berakhir pada 2019. Dia dijadwalkan akab mencalonkan diri kembali pada pemilihan tahun depan.

Venezuela memiliki tingkat inflasi tertinggi di dunia dan selama bertahun-tahun telah menderita kekurangan barang dasar, termasuk obat-obatan.

Pemerintah Venezuela menyalahkan krisis yang terjadi akibat blokade ekonomi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, serta penurunan tajam harga minyak dunia. Padahal, minyak merupakan komoditas ekspor utamanya.



TERBARU

[X]
×