kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Korea Utara peringatkan potensi ketegangan baru akibat aktivitas angkatan laut Korsel


Minggu, 27 September 2020 / 08:02 WIB
Korea Utara peringatkan potensi ketegangan baru akibat aktivitas angkatan laut Korsel
ILUSTRASI. Perbatasan Korut dan Korsel


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Kasus pembunuhan brutal yang dilakukan militer Korea Utara terhadap seorang pejabat Korea Selatan masih berlanjut. Usai Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un menyampaikan permintaan maaf atas kasus tersebut, kini Korea Utara mengungkapkan sedang mencari jenazah pejabat Korea Selatan tersebut untuk dikembalikan. 

Namun, media pemerintah Korea Utara juga memperingatkan bahwa operasi angkatan laut Korea Selatan di daerah itu juga menjadi ancaman yang bisa meningkatkan ketegangan baru antar dua negara. 

Di awal pekan lalu, militer Korea Selatan menuduh tentara Korea Utara telah membunuh seorang pejabat perikanan Korea Selatan dengan menembak dan menyiram tubuhnya dengan bahan bakar lalu membakarnya di dekat perbatasan laut.

Minggu (27/9), Kantor berita Korea Utara, KCNA mengatakan, pihak berwenang Korea Utara sedang mempertimbangkan cara untuk menyerahkan jenazah itu ke Korsel jika ditemukan.

Baca Juga: Kembali panas, Korea Selatan tingkatkan pemantauan militer terhadap Korea Utara

Laporan tersebut menyebutnya sebagai "kasus mengerikan yang seharusnya tidak terjadi" tetapi memperingatkan bahwa operasi angkatan laut Korea Selatan di dekat lokasi insiden telah menyeberang ke perairan Korea Utara.

"Kami mendesak pihak selatan untuk segera menghentikan penerobosan di garis demarkasi militer di laut barat yang dapat menyebabkan peningkatan ketegangan," kata laporan itu.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan mengatakan, dia tidak segera memberikan komentar atas tuduhan Korea Utara itu. Korea Utara memulai operasi pencariannya sendiri untuk menemukan jenazah itu, kata KCNA.

"Kami juga mengambil langkah-langkah pengamanan yang lebih diperlukan untuk memastikan bahwa tidak ada lagi insiden yang merusak hubungan kepercayaan dan rasa hormat antara utara dan selatan dalam hal apapun, sesuai dengan maksud dari Pimpinan Tertinggi kami," tambah laporan itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Korea Selatan mendesak Korea Utara pada hari Sabtu untuk menyelidiki lebih lanjut penembakan fatal itu dan menyarankan itu bisa menjadi penyelidikan bersama oleh kedua belah pihak.

Selanjutnya: Lewat surat, Kim Jong Un menyesali insiden tentaranya tembak mati warga Korea Selatan




TERBARU

[X]
×