kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,87   -4,49   -0.48%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kubu nasionalis Gedung Putih di atas angin seiring hengkangnya Gary Cohn


Rabu, 07 Maret 2018 / 17:56 WIB
Kubu nasionalis Gedung Putih di atas angin seiring hengkangnya Gary Cohn
ILUSTRASI. Gary Cohn (kiri), penasihat ekonomi Trump


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kubu nasionalis mendapat angin segar di Gedung Putih seiring mundurnya penasihat ekonomi top Donald Trump, Gary Cohn pada Selasa (6/3). Cohn dianggap sebagai orang tertinggi penasihat ekonomi Trump yang bisa mencegah perang dagang.

Memang, Cohn tidak menyebut alasan dia mengundurkan diri. Tapi, sebelumnya mantan pejabat Goldman Sachs ini mengatakan kepada Trump bahwa pasar akan anjlok dengan ancaman kenaikan tarif impor.

Pengunduran diri Cohn muncul setelah Trump mengatakan akan melanjutkan rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium jumbo. Meski langkah ini sebenarnya kecil ketimbang ukuran ekonomi AS, risiko pemerintahan Amerika Serikat (AS) untuk beradu dengan China jauh lebih besar.

Tahun lalu, defisit perdagangan Amerika dengan China mencapai US$ 375,2 miliar. Ini setara dengan sekitar dua pertiga total defisit AS yang mencapai US$ 566 miliar. Trump mengatakan, dia akan memperbaiki defisit yang menghancurkan lapangan kerja dan industri AS.

"Ekonomi nasionalis kini berada di atas angin dan porsi mereka lebih besar. Saya memperkirakan, mereka akan sangat berpengaruh di pemerintahan sekarang," kata Monica de Bolle, senior fellow Peterson Institute for International Economics kepada Reuters.

Pemerintahan Trump melancarkan investigasi atas pelanggaran hak kekayaan intelektual oleh China. Dia menambahkan, denda pelanggaran ini bisa sangat besar. Langkah ini bisa memicu respons tajam dari China.

Setelah hengkangnya Cohn, Peter Navarro, ekonom yang terkenal anti-China dan mendukung langkah proteksionisme, kemungkinan akan naik daun di Gedung Putih. Navarro secara ekstensif menulis buku-buku soal ancaman militer dan ekonomi China atas AS, termasuk Death by China: Confronting the Dragon - A Global Call to Action.

Navarro pun sangat mendukung pengenaan tarif baja dan aluminium. Trump mengatakan, AS tidak akan kalah dalam pertempuran dagang.

Hal ini berkaca pada angka defisit perdagangan AS yang jumbo. "AS jauh di belakang setiap negara (dari ukuran defisit perdagangan), jadi, perang dagang tidak akan buruk bagi AS," kata dia pada konferensi pers di Gedung Putih kemarin.

Ketua DPR AS, Paul Ryan yang juga kritikus keras soal pengenaan tarif ini mengatakan, pengenaan tarif terlalu luas. Meski aturan ini didesain untuk menyerang China, dampak utamanya akan menerpa sekutu AS seperti Kanada. Asal tahu, Kanada adalah pemasok baja dan aluminium terbesar ke AS.

Gedung Putih berkeyakinan bahwa langkah kenaikan tarif impor ini akan melindungi industri dan lapangan kerja dari persaingan tidak sehat. Pemerintah AS pun yakin pengenaan tarif ini perlu karena China menggunakan negara lain untuk mengirim baja ke AS.

Perjalanan Cohn di Gedung Putih

Pada pemerintahan Trump, Cohn menjabat sebagai direktur National Economic Council. Cohn akan mundur dalam beberapa pekan setelah menyelesaikan tugasnya di penasihat ekonomi ini.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, mundurnya Cohn ini tak cuma karena tarif baja dan aluminium. "Misi terbesar Cohn adalah pemangkasan pajak, yang memang sudah dirampungkannya," kata seorang pejabat kepada Reuters.

"Satu orang dewasa meninggalkan ruangan. Pasar akan khawatir bahwa ini menjadi sinyal kelanjutan tarif," kata Paul Mortimer-Lee, chief market economist corporate and investment banking BNP Paribas.

Cohn yang berusia 57 tahun, menjabat kepala penasihat ekonomi Gedung Putih setahun lebih. Cohn terbukti berpengaruh pada pemerintahan Trump.

Misalnya, dia mencegah Trump melabeli China sebagai manipulator mata uang. Dia pun mendorong negosiasi kembali tripartit Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA), bukan menghentikan seperti rencana Trump.

Cohn pun berada di balik prestasi terbesar Trump, yakni pemangkasan tarif pajak. Hubungan Cohn dan Trump mulai memburuk pada pertengahan 2017. Cohn menentang tanggapan Trump pada bentrokan neo-Nazi dan antirasisme di Charlottesville, Virginia. Tapi, ketika itu Cohn bertahan karena masih memiliki pekerjaan rumah untuk menyelesaikan pajak.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×