Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
NEW YORK. Untuk sementara ini, market bisa bernafas lega. Dalam rapatnya yang berakhir Rabu (21/9), The Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya. Kendati demikian, suku bunga tetap akan dikerek sebelum akhir tahun ini.
Dalam pernyataannya pasca menggelar rapat Federal Open Market Committee, bank sentral mengekspresikan kepercayaan pada pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, data ekonomi AS yang positif itu belum cukup untuk mendorong The Fed mengerek suku bunga pada bulan ini.
"Komite menilai, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan semakin menguat. Tapi komite memutuskan untuk menunggu sementara waktu data-data yang mendukung kebijakan tersebut secara objektif," demikian pernyataan The Fed.
Komite juga memangkas ekspektasi untuk pertumbuhan ekonomi dan inflasi tahun ini. "Pasar tenaga kerja terus menguat dan aktivitas pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dari pertumbuhan yang moderat pada paruh pertama tahun ini," kata The Fed.
Komite menambahkan, "Kendati tingkat pengangguran tak banyak mengalami perubahan dalam beberapa bulan terakhir, kenaikan tenaga kerja cukup solid secara rata-rata. Anggaran belanja rumah tangga tumbuh kuat, namun aktivitas bisnis fixed income masih tetap lemah."
The Fed juga mencatat, tingkat inflasi masih belum naik ke level 2% yang menjadi target The Fed. Pernyataan ini merefleksikan kepercayaan diri The Fed bahwa target tersebut akan tercapai seiring dampak transisi dari penurunan harga energi dan harga impor yang mulai berbalik arah, serta semakin kuatnya pasar tenaga kerja.
Anggota The Fed terbelah
Dalam rapat FOMC, anggota The Fed terbelah. Tiga anggota dari kubu hawkish -Esther George, Loretta Mester, dan Eric Rosengren- berbeda pendapat dengan pernyataan tersebut. Ini merupakan hal yang mengejutkan mengingat kemahiran Janet Yellen dalam mempersatukan komite.
Sementara itu, ada satu anggota komite yang mengusulkan suku bunga acuan naik tipis dari level 0,65% hingga 2019 mendatang. Satu anggota lainnya berekspektasi suku bunga di level 3,75% pada 2019.
Tiga anggota lainnya juga mengindikasikan bahwa mereka tidak menginginkan kenaikan suku bunga pada tahun ini.
Ini merupakan perbedaan pendapat yang paling beragam dibanding rapat-rapat The Fed sebelumnya.
Kendati demikian, Kathy Jones, chief fixed income strategist Charles Schwab berpendapat, koalisi di bank sentral AS masih akan tetap solid karena adanya Yellen, (William) Dudley, Stanley (Fischer) dan beberapa orang lainnya.
"Saya rasa mereka semua masih mencapai kata sepakat," imbuhnya.
Sejumlah analis juga memprediksi, kenaikan suku bunga akan dilakukan pada pertemuan 13-14 Desember mendatang. Pasalya, pada pertemuan November, di AS akan digelar pemilihan presiden. Belum ada jadwal konferensi pers pasca pertemuan The Fed.