kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melepas sebagian saham ke miliarder China(4)


Jumat, 10 Maret 2017 / 15:39 WIB
Melepas sebagian saham ke miliarder China(4)


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi

Berbekal intuisi Wall Street, Thomas Tull punya cara unik membesarkan rumah produksi film Legendary Entertainment. Selain jeli memilih film yang bakal diproduksi, Tull memiliki keahlian melobi investor. Sejak berdiri, sederet nama besar investor tercatat pernah menjadi pemegang saham Legendary. Misalnya saja Falcon dan Accel Partners. Setelah tukar guling berkepanjangan, Tull akhirnya melepas sebagian saham di Legendary ke tangan miliarder China.

Meski kaya raya dari industri perfilman Hollywood, sejatinya sepak terjang Thomas Tull lebih banyak sebagai investor ketimbang produser film. Sejak mendirikan rumah produksi Legendary Entertaiment, Tull kerap menggelar transaksi jual-beli saham perusahaan.

Di awal berdiri, koneksi dan keahlian negosiasi Tull tercermin lewat keberhasilannya mendulang dana segar sebesar US$ 500 juta dari sejumlah investor. Dana ini kemudian digunakan sebagai modal kerjasama dengan Warner Bross untuk memproduksi sejumlah film.

Mengutip Forbes, peran utama Tull yakni mencari dana untuk permodalan Legendary. Tull tercatat berhasil meyakinkan beberapa perusahaan investasi kakap untuk menanam modal.

Diantaranya ABRY Partners, AIG Direct Investments, Bank of America Capital Investors, Columbia Caital, Falcon Investment Advisors dan MC Venture Partners. Mereka berstatus investor Legendary hingga akhir tahun 2005.

Menapaki 2010, Tull mengajak masuk investor lain yakni Fidelity Investments dan Fortress Investment Group. Tull dan dua perusahaan investasi ini membeli seluruh saham Legendary dari tangan investor sebelumnya.  Kemudian, Orange Sky Golden Harvest Entertaiment menyusul masuk Legendary dan membenamkan modal sebesar US$ 25 juta. Di saat itu, Tull masih berstatus pemegang saham terbesar di perusahaannya.

Hal ini dia yakini sebagai salah satu cara untuk memudahkan akses dalam mengendalikan operasional perusahaan. Tak lama, Orange Sky kemudian menjual seluruh sahamnya sebesar US$ 30 juta alias untung US$ 5 juta.

Tak kehilangan investor, Tull meyakinkan Accel Partners. Di 2011, Accel membeli saham Legendary dan mengutus Jim Breyer masuk ke jajaran direksi Legendary. Masuknya Breyer memberikan dampak signifikan. Tercatat pada 2011, valuasi saham Legendary telah mencapai US$ 1 miliar. Seiring valuasi yang terus membesar, saham Legendary terus berpindah tangan.




TERBARU

[X]
×