kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pebisnis UE: Dominasi China bisa timbulkan risiko politik


Kamis, 10 Januari 2019 / 17:24 WIB
Pebisnis UE: Dominasi China bisa timbulkan risiko politik


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. China kian jadi sorotan. Tak hanya mendapat protes dari Amerika Serikat, pebisnis Uni Eropa yakni Asosiasi industri BDI menyerukan agar Uni Eropa memberlakukan kebijakan yang lebih keras ke China. Mereka juga  mendesak agar perusahaan-perusahaan mengurangi ketergantungan mereka pada pasar Cina.

China dianggap telah menjadi pesaing berat dalam bisnis dan serta kemajuan teknologi. Dalam presentasinya, Kamis (10/1), BDI menyebut perusahaan Jerman membutuhkan Cina sebagai pasar. Masalahnya, ada keengganan Beijing untuk membuka akses.  "Beijing harus membuka pasar domestiknya dan mengimplementasikan reformasi ekonominya yang telah lama diumumkan," kata Presiden BDI Dieter Kempf.

BDI menjadi salah satu asosiasi bisnis di Uni Eropa yang banyak diperhitungkan lantaran banyak usulan mereka yang menjadi kebijakan pemerintah.

Dalam presentasinya, BDI juga menuntut agar pemerintah memperketat aturan subsidi di Uni Eropa. Hanya perusahaan yang menghasilkan barang yang bisa menerima subsdisidi. Pemerintah juga harus mampu memberikan dorongan untuk investasi di sector infrastruktur dan inovasi agar mampu berkompetisi dalam perdagangan termasuk  dengan China.

Perdagangan bilateral antara Jerman dan Cina mencapai rekor 187 miliar euro pada tahun 2017, hampir 30% dari total perdagangan UE dengan raksasa Asia itu. Beberapa perusahaan terbesar di negara itu, termasuk Volkswagen dan BMW sangat bergantung pada pasar China yang berkembang pesat.

Dalam presentasinya bertakjuk: Mitra dan pesaing sistemik, Bagaimana mengatasi model ekonomi yang didorong oleh China, BDI menyebut, pasar China tetap menjadi pasar penting bagi Uni Eropa.  Namun, "Terlalu banyak ketergantungan pada satu pasar akan menimbulkan risiko politik ke depan. Makanya,  ekonomi seperti ini harus diminimalkan," ujar Dieter Kempf.

Meski begitu, banyak juga pebisnis yang tak sepakat dengan BDI atas sikapnya ke China. Kamar Dagang dan Industri DIHK Jerman misalnya memperkirakan sekitar 900.000 pekerjaan di Jerman bergantung pada ekspor ke China.

"Makalah posisi BDI tentang China akan menjadi perdebatan, jadi lebih baik hati-hati karena China adalah mitra dagang yang penting," kata ekonom DIHK Volker Treier.

Volkswagen semisal, akan menginvestasikan miliaran dolar dalam teknologi kendaraan listrik selama beberapa tahun ke depan, adapun investasiu sebanyak $ 300 miliar pembuat mobil global, hampir setengah dari investasinya untuk pasar China. "Masa depan Volkswagen akan ditentukan di pasar Cina," kata Herbert Diess, kepala eksekutif VW, yang memiliki usaha patungan puluhan tahun dengan dua produsen mobil terbesar di China.




TERBARU

[X]
×