kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintahan Biden Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel, Alasannya Tidak Jelas


Senin, 06 Mei 2024 / 06:05 WIB
Pemerintahan Biden Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel, Alasannya Tidak Jelas
ILUSTRASI. Pemerintahan Biden telah menunda pengiriman amunisi buatan AS ke Israel untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas. REUTERS/Elizabeth Frantz


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Menurut sebuah laporan, Pemerintahan Biden telah menunda pengiriman amunisi buatan AS ke Israel untuk pertama kalinya sejak serangan Hamas yang mematikan pada 7 Oktober.

Mengutip Fox News, dua pejabat Israel mengatakan kepada Axios bahwa pengiriman senjata dihentikan minggu lalu, sehingga para pejabat di pemerintahan Israel kesulitan untuk memahami alasannya.

Ketika ditanya tentang laporan tersebut, juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih mengatakan kepada Fox News Digital bahwa mereka telah mendukung pertahanan Israel sejak serangan 7 Oktober.

"Amerika Serikat telah memberikan bantuan keamanan senilai miliaran dolar kepada Israel sejak serangan tanggal 7 Oktober. Selain itu, AS juga mengeluarkan dana tambahan terbesar yang pernah ada untuk bantuan darurat kepada Israel, memimpin koalisi yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk membela Israel dari serangan Iran, dan akan terus melakukan apa yang diperlukan untuk memastikan Israel dapat mempertahankan diri dari ancaman yang dihadapinya,” kata jubir tersebut.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melakukan operasi militer di Rafah, sebuah kota di Gaza selatan di mana sekitar 1,5 juta warga Palestina berlindung, dan merupakan wilayah di mana Hamas mempertahankan benteng terakhirnya.

Baca Juga: Perundingan Perdamaian Hamas - Israel di Mesir Masih Berlangsung Alot

Potensi operasi Rafah untuk membasmi teroris Hamas terjadi meskipun ada peringatan dari Presiden Biden dan pejabat Barat lainnya bahwa tindakan tersebut akan mengakibatkan lebih banyak kematian warga sipil dan memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah sangat mengerikan.

Pemerintahan Biden mengatakan mungkin ada konsekuensi bagi Israel jika mereka melanjutkan operasi tersebut tanpa rencana yang kredibel untuk melindungi warga sipil.

Biden juga menghadapi kritik dari warga Amerika yang menentang dukungannya terhadap Israel. Aksi yang terbaru terlihat dalam protes yang meletus di kampus-kampus di seluruh AS.

Perundingan gencatan senjata

Sementara itu, melansir CNN, AS saat ini terlibat dalam perundingan intensif mengenai gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan dalam perang Israel-Hamas.

Selama akhir pekan, Israel dan Hamas masih saling berdebat mengenai siapa yang harus disalahkan atas terhentinya perundingan gencatan senjata bahkan setelah adanya optimisme pada perundingan putaran terakhir di Kairo. Kedua belah pihak saling menyalahkan atas pandangan ekstrem mereka, dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mempermasalahkan tuntutan Hamas agar Israel menarik diri dari Gaza.

Baca Juga: Pasukan Israel Serang Tepi Barat Palestina, Lima Warga Palestina Meninggal

Direktur CIA Bill Burns, yang berada di Kairo untuk perundingan gencatan senjata pada akhir pekan, juga pergi ke Doha untuk bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani. Dia akan tetap berada di Doha pada hari Senin, meskipun sebelumnya ada rencana untuk pergi ke Israel, kata sumber yang mengetahui pertemuannya kepada CNN.

Burns telah bertindak sebagai perwakilan utama Amerika Serikat dalam perundingan multipartai antara Israel, Hamas, Mesir, dan Qatar mengenai pembebasan sandera yang ditahan di Gaza yang akan dibarengi dengan gencatan senjata sementara.

Tidak jelas mengapa masa tinggal Burns di Doha diperpanjang atau apa yang mungkin berubah. Sumber-sumber secara konsisten mencatat betapa cairnya negosiasi gencatan senjata di Gaza.




TERBARU

[X]
×