Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Indonesia mendominasi daftar lokasi tambang nikel terbesar di dunia. Lima dari sepuluh situs nikel terbesar di dunia ternyata ada di Indonesia.
Menurut prediksi Badan Energi Internasional (IEA), permintaan nikel akan meningkat secara signifikan, sekitar 65%, pada akhir dekade ini.
Nikel telah memainkan peran vital dalam upaya transisi energi. Kebutuhan tinggi akan nikel membuat banyak negara produsennya mendapat keuntungan besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan nikel untuk produksi baterai kendaraan listrik (EV) menunjukkan peningkatan.
Selain itu, Nasdaq menunjukkan bahwa industri baja tahan karat (stainless steel) menyumbang sebagian besar permintaan nikel dunia hingga saat ini.
Mengacu data mining-technology.com per Juni 2024, berikut adalah 10 tambang nikel terbesar di dunia:
Baca Juga: 9 Negara Penghasil Nikel Terbesar di Dunia, Indonesia di Puncak
1. Proyek Teluk Weda
Tambang nikel terbesar di dunia berada di Teluk Meda, Maluku, Indonesia. Proyek Teluk Weda dimiliki oleh Tsingshan Holding Group. Pada tahun 2023, tambang tersebut diperkirakan memproduksi 516,7 ribu ton nikel. Tambang Nikel di Teluk Weda masih akan beroperasi hingga tahun 2069.
2. Proyek PT. Halmahera Persada Lygend
Masih di Indonesia, tambang nikel terbesar berikutnya adalah proyek PT. Halmahera Persada Lygend yang berada di Maluku Utara. Proyek ini dimiliki oleh Ningbo Lygend Mining. Pada tahun 2023, tambang ini mampu menghasilkan 95,18 ribu ton nikel.
3. Tambang Taganito
Selanjutnya adalah Tambang Taganito yang berada di Surigao del Norte, Filipina. Tambang ini dimiliki oleh Nickel Asia yang berbasis di Manila. Situs ini berhasil memproduksi hingga 70,41 ribu ton nikel pada tahun 2023.
Baca Juga: 8 Negara Penghasil Litium Terbesar di Dunia, China Bukan yang Terbaik
4. Tambang Sorowako
Berikutnya ada Tambang Sorowako yang lagi-lagi berada di Indonesia, tepatya di Sulawesi Selatan. Tambang ini telah menghasilkan sekitar 64,1 ribu ton nikel pada tahun 2023. Tingginya kandungan nikel membuat tambang ini baru akan tutup pada tahun 2045.
5. Proyek PT. Huayue Nickel Cobalt
Tambang nikel berikutnya juga ada di Pulau Sulawesi, tepatya di Sulawesi Tengah. Proyek PT. Huayue Nickel Cobalt dimiliki oleh Huayou Cobalt. Pada penghitungan tahun 2023, tambang ini telah memproduksi 42 ribu ton nikel.
6. Proyek Ambatovy
Tambang selanjutnya adalah bagian dari Proyek Ambatovy yang terletak di Atsinanana, Madagaskar. Tambang ini dimiliki oleh Sumitomo Corporation. Tambang tersebut diperkirakan menghasilkan 40,95 ribu ton nikel pada tahun 2023 dan masih akan beroperasi hingga tahun 2048.
Baca Juga: 10 Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Ada di Mana Indonesia?
7. Tambang Cerro Matoso
Tambang Cerro Matoso yang terletak di Cordoba, Kolombia, dimiliki oleh South32 Ltd. yang berpusat di Perth, Australia Barat. Tambang nikel ini diperkirakan menghasilkan 40,8 ribu ton nikel pada tahun 2023 dan dirancang untuk beroperasi hingga tahun 2036.
8. Tambang Rio Tuba
Tambang Rio Tuba merupakan tambang terbuka yang terletak di Palawan, Filipina. Tambang milik Nickel Asia ini diproyeksikan untuk beroperasi hingga tahun 2028. Pada tahun 2023, situs Rio Tuba memproduksi 39,2 ribu ton nikel.
9. Tambang Oktyabrsky
Tambang berikutnya adalah Tambang Oktyabrsky yang dimiliki oleh MMC Norilsk Nickel. Tambang bawah tanah yang terletak di Krasnoyarsk Krai, Rusia, diperkirakan menghasilkan 36,18 ribu ton nikel pada tahun 2023. Potensi nikel masih sangat besar, sehingga tambang ini diproyeksikan baru tutup pada tahun 2052.
10. Tambang Pulau Pakal
Tambang nikel terbesar terakhir dalam daftar ini adalah Tambang Pulau Pakal yang lagi-lagi berada di Indonesia, tepatnya di Maluku Utara. Tambang ini dimiliki oleh Mining Industry Indonesia (MIND ID) dan mampu menghasilkan hingga 35,97 ribu ton nikel pada tahun 2023. Belum jelas kapan pengerukan nikel di situs ini akan berakhir.
Tonton: Terdampak PHK, Jumlah Perkurban Tahun Ini Lebih Rendah dari Masa Covid-19