Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini
NEW YORK. Kepemilikan China di surat berharga pemerintah Amerika Serikat (AS) berkurang pada tahun lalu. China merupakan negara dengan kepemilikan terbesar di surat utang AS. Ini merupakan penurunan pertama sejak Departemen Keuangan mulai mengkalkulasi data tersebut di 2001 silam.
Kemarin, Departemen Keuangan AS melaporkan, investasi China di surat berharga AS per 31 Desember 2011 tercatat senilai US$ 1,15 triliun. Jumlah tersebut berkurang sekitar US$ 10 miliar dibanding tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,16 triliun. Angka ini sekaligus merevisi data yang dilaporkan sebelumnya, yang menyebutkan China memegang US$ 51 miliar di surat berharga AS.
Para pembuat kebijakan di China telah menganjurkan diversifikasi cadangan devisa negara dari aset di AS. Ini dilakukan setelah China menambah lebih dari dua kali investasinya di obligasi AS sejak 2007, di tengah krisis keuangan global.
Sebagai catatan, imbal hasil obligasi pemerintah AS benchmark 10 tahun turun ke rekor terendah 1,67% pada September lalu. Ini terjadi karena para investor mencari tempat berlindung dari krisis utang Eropa. Apalagi The Federal Reserve berjanji menjaga suku bunga mendekati nol untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.
"Apa yang dapat kita lihat dari Cina adalah sikap serupa yang ditunjukkan investor domestik. Dengan, imbal hasil utang tenor 10 tahun di sekitar 2%, maka mereka tidak terlalu berminat masuk di aset tersebut," kata William O'Donnell, kepala strategi obligasi pemerintah AS di Royal Bank of Scotland Group Plc., di Stamford.