kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

3 Kesalahan Investasi yang Bikin Rencana Pensiun Berantakan Menurut Warren Buffett


Jumat, 26 Juli 2024 / 03:05 WIB
3 Kesalahan Investasi yang Bikin Rencana Pensiun Berantakan Menurut Warren Buffett
ILUSTRASI. Warren Buffett percaya bahwa sebagian besar kesuksesannya didasarkan pada kemampuannya dalam menghindari kehilangan uang. Photo by Daniel Zuchnik/WireImage


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett percaya bahwa sebagian besar kesuksesannya didasarkan pada kemampuannya dalam menghindari kehilangan uang.

“Anda hanya perlu melakukan sedikit hal yang benar dalam hidup Anda selama Anda tidak melakukan terlalu banyak kesalahan,” kata Warren Buffett.

Mengutip Yahoo News, berikut tiga kesalahan investasi yang harus Anda hindari agar kekayaan Anda terjamin dalam jangka panjang dan tidak mengacaukan rencana pensiun di masa depan:

1. Berspekulasi daripada berinvestasi

Beberapa investor gagal mengenali perbedaan antara aset spekulatif dan aset layak investasi. 

Menurut Buffett, perbedaannya terletak pada bagaimana aset tersebut menghasilkan return.

“Semua investasi adalah mengeluarkan sejumlah uang sekarang untuk mendapatkan lebih banyak uang kembali di masa depan,” jelas Buffett. 

Baca Juga: 3 Pelajaran Investasi yang Berlaku Sepanjang Masa dari Warren Buffett

“Sekarang, ada dua cara untuk mendapatkan uang itu kembali. Salah satunya adalah dari apa yang akan dihasilkan oleh aset itu sendiri. Itu adalah investasi. [Yang lainnya] berasal dari apa yang akan dibayar orang lain kepada Anda di kemudian hari, terlepas dari apa yang dihasilkan aset tersebut. Dan saya menyebutnya spekulasi,” tambahnya.

Berdasarkan filosofi ini, aset yang menghasilkan pendapatan secara organik – seperti lahan pertanian, perusahaan yang menghasilkan keuntungan, saham dividen, dan dana investasi real estat – layak untuk diinvestasikan.

Di sisi lain, aset spekulatif, seperti Bitcoin, seni rupa, atau startup teknologi yang tidak menghasilkan keuntungan, dapat terpengaruh sentimen pasar yang tidak dapat diprediksi.

2. Mencoba mengatur waktu pasar

Investor sering kali meyakinkan dirinya sendiri bahwa mereka bisa menunggu waktu yang tepat untuk membeli atau menjual suatu saham. 

Namun, investor berpengalaman memahami bahwa siklus pasar tidak dapat diprediksi, sehingga mempertahankan investasi lebih lama biasanya merupakan pendekatan terbaik.

Baca Juga: 4 Cara Warren Buffett untuk Kaya Raya, Semua Bisa Melakukannya

3. Membayar lebih

Selama terjadi gelembung pasar dan aksi spekulatif, investor menghadapi risiko membayar lebih untuk suatu aset. Hal ini dapat merugikan keuntungan.

“Tidak peduli betapa hebatnya sebuah bisnis, selalu ada risiko bahwa Anda harus membayar harganya [dan] dibutuhkan waktu beberapa tahun bagi bisnis tersebut untuk mengejar ketertinggalannya,” kata Buffett. 

Dengan kata lain, penilaian tidak boleh diabaikan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×